Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Jaringan di Tingkat RT

Kompas.com - 10/01/2008, 18:50 WIB

 

AYAHNYA dulu adalah aktivis Partai Nasional Indonesia (PNI). Maka ketika itu omongan soal politik sudah biasa didengar oleh Ahmad Heryawan kecil di rumah. Namun, jalur yang ditempuh Ahmad kemudian berbeda dengan ayahnya.

Wakil ketua DPRD DKI Jakarta kelahiran Sukabumi, 19 Juni 1966, itu memang mengakui, faktor keturunan berpengaruh pada minatnya berpolitik. Tetapi, ia lebih sependapat bahwa faktor lingkunganlah yang paling dominan dalam menumbuhkan minatnya berpolitik.

Semenjak SMA Ahmad sudah aktif di kegiatan kerohanian, sebagai ketua Rohis SMAN 3 Sukabumi (1984-1985). Kiprahnya berlanjut di Jakarta saat ia melanjutkan pendidikan tinggi. Ia bergiat di Pemuda PUI Jakarta dari 1991, hingga menduduki posisi ketua PUI (1999-2004). Lingkungan inilah yang paling dominan membentuk Ahmad.

Dalam bagian aktivitasnya tersebut kerapkali ia berdiskusi tentang masalah bangsa dengan teman-teman mahasiswa dari Universitas Indonesia, termasuk juga aktif berdemonstrasi menuntut reformasi. Dari sinilah Ahmad akhirnya ikut mendirikan Partai Keadilan, dan dipercaya menjadi ketua DPW DKI Jakarta, yang berlanjut hingga partai itu menjadi PKS.

Di partai ini Ahmad sebagai konseptor yang bertugas mendesain jaringan. Bersama teman-temannya ia menggali dan mengumpulkan gagasan sehingga bisa didapat suatu sistem jaringan partai yang efektif dari tingkat pengurus pimpinan pusat hingga tingkat RT.

“Kita membuat jaringan hingga tingkat RT, sehingga kita akan mudah melakukan mobilisasi, dan menyerap aspirasi rakyat dari level yang terendah,” kata ketua OSIS SMP Negeri Sukaraja, Sukabumi (1981-1982) itu.  Pekerjaan itulah yang ia rasakan sebagai pengalaman paling mengesankan selama berkiprah di partai dakwah ini.

Bagi suami dari Netty Prasetiyani tersebut, ini periode kedua ia duduk di parlemen Jakarta. Caleg nomor urut 1 ini meraih dukungan langsung sebanyak 44.282 pemilih untuk daerah pemilihan Jakarta Selatan. Ia menjadi caleg pengumpul suara langsung terbanyak dibandingkan seluruh caleg semua partai di Jaksel. Di wilayah pemilihan ini PKS meraih suara 237.356, sehingga bisa mendapatkan empat kursi.

Dengan masa tugas yang nyambung, ia merasa bahwa tuntutan atas dirinya makin berat dalam memperjuangkan hak-hak rakyat. “Justru bebannya di situ, amanat rakyat yang diberikan kepada kita,” kata pelahap empat koran setiap hari tersebut.

Ia memang akan terus menyurahkan waktunya di DPRD. Namun, tugas mengajar tetap tak akan ditinggalkan, karena sudah menjadi kebutuhan. “Dengan mengajar kita tetap bisa berdiskusi, mengaktualisasikan pikiran saya dengan pihak luar seperti masyarakat dan mahasiswa. Tetapi porsinya harus dikurangi supaya tidak mengganggu kegiatan di DPRD,” kata dosen Lembaga Da’wah Islam Al Hikmah Jakarta (1992-1994), dan Universitas Ibnu Kholdun Bogor (1994-1996).

Konsekuensi dari amanah tersebut, Ahmad berjanji akan membuka hotline untuk memudahkan berhubungan dengan konstituen. Sarana ini guna melengkapi keterbukaan yang sudah dijalankan selama ini. “Rumah dan kantor saya sudah terbuka bagi mereka. Selain itu, setiap minggu saya selalu turun langsung ke konstituen, bertemu langsung dengan mereka,” tambah ketua Fraksi PK DPRD DKI periode 1999-2004 yang fasih berbahasa Arab.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com