Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Standar Kelulusan UN Makin Memberatkan NTT

Kompas.com - 30/01/2009, 18:57 WIB

KUPANG, JUMAT — Kenaikan standar nilai ujian nasional (UN) dari 50,25 menjadi 50,50 semakin memberatkan tingkat kelulusan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Ketika pemerintah memberlakukan standar kelulusan 50,25 saja daerah ini berada pada urutan terakhir dari seluruh provinsi.

Pengamat Pendidikan Nusa Tenggara Timur (NTT), John Manulangga, di Kupang, Jumat (30/1), menilai, Peraturan Pemerintah Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan ada delapan standar.

Kedelapan standar itu antara lain kelulusan nasional, sarana dan prasarana pendidikan, guru, dan standar kurikulum. Namun, sampai hari ini pemerintah hanya menerapkan secara nasional, yakni standar kelulusan.

“Soal sarana dan prasarana pendidikan, mutu guru, kurikulum, perpustakaan sekolah, laboratorium sekolah, dan seterusnya tidak mendapat perhatian. Mungkin sekolah-sekolah di Jakarta atau kota-kota besar sudah terpenuhi kedelapan standar itu, tetapi di daerah-daerah belum sama sekali,” katanya.

Mantan Kepala Dinas Pendidikan NTT ini menuturkan, pemerintah hanya menerapkan standar kelulusan nasional, tetapi mengabaikan tujuh standar lainnya. Padahal, kedelapan standar itu merupakan satu kesatuan, yang saling menunjang untuk menentukan standar kelulusan sebuah ujian nasional.

Di NTT masih banyak sekolah dasar dan menengah tidak punya laboratorium dan perpustakaan sekolah, guru-guru yang mengajar di SD 95 persen lulus sekolah menengah, ribuan sekolah dasar dan menengah tidak memiliki guru eksakta, dan partisipasi orangtua siswa masih sangat rendah.

Penetapan standar nilai kelulusan nasional tahun 2008 sebesar 50,25 saja NTT hanya menempati 65 persen untuk tingkat SMA/SMK, SMP 46 persen, dan SD 34 persen. Secara nasional, mutu pendidikan di NTT berada pada urutan terakhir dari seluruh provinsi.

Jika standar nilai kelulusan itu dinaikan lagi pada UN 2009 menjadi 50,50 maka persentase kelulusan dalam ujian nasional (UN) makin terpuruk. Makin banyak sekolah peserta UN tidak mampu meluluskan siswa sama sekali seperti tahun 2007 dan 2008.

Apalagi kalau tidak ada upaya pembaruan dari pemda provinsi dan kabupaten/kota setelah UN tahun 2008. Semestinya kegagalan dalam UN tahun 2007 dan 2008 dievaluasi bersama untuk melihat titik lemahnya, kemudian dilakukan perbaikan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga NTT Tobi Uly membenarkan, dengan kenaikan standar kelulusan itu, NTT makin terpuruk. Namun ia mengakui, sejak September 2008 telah melakukan persiapan UN bekerja sama dengan Badan Standar Nasional Pendidikan guna menyusun standar kompetensi kelulusaan bayangan bagi seluruh SMP dan SMA/SMK.

“Anak-anak calon peserta ujian dikategorikan ke dalam kelompok merah, kuning, dan hijau. Mengerjakan soal-soal berstandar nasional. Dengan ini bimbingan kelompok lebih terarah, dan kita sudah bisa punya gambaran hasil ujian nasional nanti,” kata Uly.

Persiapan serupa akan dilakukan lagi Februari 2009. Para siswa calon peserta UN mengerjakan soal-soal sesuai standar kompetensi kelulusan nasional. Selain itu meningkatkan kompetensi guru.

Peserta UN 2009 untuk SD sebanyak 97.800 siswa,  SMP 68.268 siswa, dan peserta SMA 38.069 siswa. SMK sebanyak 8.942 atau naik 2,65 persen. Ujian Nasional tingkat SMA/SMK 20 April 2009, sementara SMP  27 April 2009, dan SD 11 Mei 2009.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com