Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Puskesmas di Daerah Terpencil Tak Ada Dokter

Kompas.com - 17/03/2009, 21:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelayanan kesehatan di daerah terpencil, daerah perbatasan, dan pulau-pulau terluar sulit dilakukan pemerintah. Dalam kondisi demikian, sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan yayasan keagamaan di sejumlah daerah, diam-diam memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat. Namun demikian, masih banyak daerah terpencil yang puskesmasnya dibangun, dokter tidak ada. Ribuan puskesmas tidak memiliki tenaga dokter.

Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan, perlu dan penting membuat grand design tentang pelayanan kesehatan di daerah terpencil, daerah perbatasan dan pulau-pulau terluar. Saatnya sekarang dilakukan survey kebutuhan berdasarkan keunikan masing-masing daerah.

Demikian antara lain benang merah yang mengemuka pada seminar Peranan LSM dan Yayasan Keagamaan dalam Pelayanan Kesehatan di Daerah Terpencil, yang digelar Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (17 /3) di Jakarta.

Tampil sebagai narasumber dr Dasdo Antonius Sinaga dari Yakkum Emergency Unit; Elvi S Siahaan dari MAP International; dr Dwi Handono S Mkes dari Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK UGM; Prof dr Laksono Trisnantoro MSc PhD, Direktur Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK UGM, dan drg Kartini Rustandi MKes dari Subdit Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan Direktorat Bina Kesehatan Komunitas, Depkes.

Dasdo Antonius Sinaga mengungkapkan pengalamannya memberikan pelayanan yang memuaskan bagi semua pihak di Kecamatan Gunung Sitoli, Sirombu, dan Kecamatan Lahewa, di Nias, Provinsi Sumatera Utara.

"Masyarakat mengalami kesulitan pelayanan kesehatan di puskesmas, karena keberadaan dokter umum hanya ada satu atau dua orang per kecamatan. Dokter gigi tidak ada, dan banyak persoalan lain seperti infrastruktur, ketersediaan obat (jenis dan jumlah) dan insentif," katanya.

Yakkum Emergency Unit memberikan pelayanan di Nias pascagempa dan tsunami tahun 2004. Visi yang diusung, jelas Dasdo, adalah bagaimana masyarakat yang terkena dampak bencana mendapatkan hak untuk hidup bermartabat dan berkesinambungan.

Elvi S Siahaan dari Nias melalui pembicaraan telepon mengatakan, MAP International sejak 2005 sampai sekarang memberikan pelayanan kesehatan di 15 desa di pulau Batu, Tello dan pulau-pulau sekitarnya di Nias Selatan. MAP Internastional sampai membangun Rumah Sakit Tello yang diserahkanterimakan tahun 2008. Sedangkan untuk menjangkau daerah-daerah terjauh antarpulau, perjalanan 3-6 jam, ada kapal Tello Mobile Clinic.

"MAP International sudah berkomitmen bantu puskesmas, karena kondisinya di Nias, sumberdaya manusianya terbatas dan terkendala transportasi," katanya.

Elvi menjelaskan, karena faktor kemiskinan dan terbatasnya kemampuan finansial masyarakat, selama ini si sakit baru dibawa berobat setelah pasien dalam kondisi sangat buruk. Naik kapal saja Rp 100 ribu per orang, belum lagi harus bayar penginapan, dan kebutuhan lainnya. Untuk memberikan pelayanan kesehatan dan sekaligus meringankan beban masyarakat, MAP memiliki Tello Mobile Clinic.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com