Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angkutan Bajaj Tinggal Menunggu Nasib...

Kompas.com - 24/03/2009, 16:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bajaj dan Jakarta sudah bagaikan dua hal yang identik, tak ada kota lain yang memiliki angkutan kota unik macam ini di Indonesia. Namun, waktu pula yang kelihatannya akan menentukan nasib kendaraan roda tiga ini.

Atas berbagai pertimbangan, Pemerintah Kota DKI Jakarta telah menggariskan program peremajaan bajaj dengan bahan bakar gas. Alasannya tentu tak lain pertimbangan polusi udara. Kendaraan ini memang memakai sistem pembakaran dua tak, di mana oli dan bahan bakar dibakar bersamaan untuk menghasilkan tenaga. Nah, persis di sini masalahnya, selain suara yang bising, bajaj pun mengeluarkan asap putih yang banyak.

Dengan bahan bakar gas, diharapkan kendaraan "ramah kantong" ini dapat bertahan dan menjadi alternatif angkutan bagi warga masyarakat di Ibu Kota. Namun sayang, harapan itu kelihatannya bakal terkendala.

Seorang pengusaha bajaj di kawasan Kober Ulu, Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur, yang ditemui, Selasa (24/3) siang, mengaku keberatan dengan rencana pemda tersebut. Alasannya, tak lain dari harga bajaj berbahan bakar gas yang jauh lebih mahal, dari bajaj yang ada sekarang.

Harga peremajaan yang mahal, melawan bajaj lama yang tidak ramah lingkungan? Bagaimana nasibnya nanti?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com