Busway Koridor 9 dan 10 Masih Terkendala Masalah Tarif

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana operasi bus transjakarta di busway koridor 9 (Pinang Ranti-Pluit) dan 10 (Cililitan-Tanjung Priok) belum dapat direalisasikan karena kesepakatan antara operator dan Pemprov DKI Jakarta soal tarif per kilometer belum tercapai.

Anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), WMP Napitupulu, di Jakarta, Jumat (22/5), mengatakan, operator minta harga dinaikkan dari harga lama yang sebesar Rp 9.500 per kilometer. Menurut dia, infrastruktur bus di dua jalur itu, seperti lintasan busway, halte, separator (pemisah) jalan, dan jembatan penyeberangan, telah siap. Namun, operator bus belum bersedia mengoperasikan kendaraan mereka karena menginginkan tarif per kilometer dinaikkan.

Pengelola transjakarta masih bernegosiasi mengenai harga trayek per kilometer itu dengan operator bus. "Jika sudah didapatkan kesepakatan harga, mungkin dua jalur itu dapat dioperasionalkan," katanya.

Pemprov DKI Jakarta akan membangun 15 koridor busway di Jakarta. Sejauh ini, sudah delapan jalur yang berfungsi, meski belum maksimal, yaitu koridor Blok M-Kota (1), Pulo Gadung-Harmoni (2), Kalideres-Harmoni (3), Pulogadung-Dukuh Atas (4), Ancol-Kampung Melayu (5), Ragunan-Kuningan (6), Kampung Rambutan-Kampung Melayu (7), dan Lebak Bulus-Harmoni (8). Koridor 11 sampai 15 belum dibangun, tetapi rencana induknya sudah dirancang.