Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diteror, Korban Dokter Palsu Minta Perlindungan Hukum

Kompas.com - 23/06/2009, 15:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Korban dokter palsu, Agnes, meminta perlindungan hukum ke Polda Metro Jaya. Agnes mengaku mendapat teror dari nomor yang tidak dikenal, sejak dia melaporkan kasus tersebut ke Polres Metro Jakarta Selatan.

Menurut dia, teror itu dilayangkan melalui pesan pendek dan telepon. Terakhir, dia mendapatkan teror itu, Selasa (23/6) pagi tadi. Dia khawatir, teror ini akan mengganggu keselamatannya dan keluarga. Saat ke Polda Metro Jaya, dia mengaku ditemui oleh Wakil Kepala Polda Metro Jaya.

"Untuk antisipasi, saya minta perlindungan hukum. Dokter ini kan satu orang yang punya pribadi ganda, ya perempuan, ya laki-laki. Oke lah, kalau dengan saya tidak akan sentuh saya. Kalau dengan anak-anak saya? Keselamatan saya juga tidak ada jaminan," ujar Agnes seusai ditemui di Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (23/6).

Dia mengaku sadar menjadi korban malapraktik dr Mery ketika sejumlah bagian tubuhnya mengalami infeksi. Menurut dia, bagian tubuhnya yang infeksi memerah dan berjerawat. Efek ini dia rasakan setelah 1-2 tahun penyuntikan obat.

"Obat-obatannya tidak jelas. Satu hingga dua tahun kemudian baru terasa efeknya. Kulit saya infeksi, merah-merah, dan berjerawat juga. Ada di bagian tubuh saya, tapi saya tidak bisa sebutkan bagian mana. Tapi ada satu, tiga hari setelah penyuntikan terasa. Tidak tahu itu jarum steril atau tidak," tuturnya.

Dia menuturkan, dr Mery hanya memberinya krim siang dan malam, kecuali setelah penyuntikan, baru ada antibiotiknya.

Insiden ini bermula ketika dia ingin tampil lebih cantik untuk memulai kariernya di bidang entertainment. Dia mengaku mendapatkan rekomendasi atas dr Mery dari temannya yang berprofesi sebagai model. Temannya itu pun mengalami infeksi yang sama.

Menurut dia, dokter palsu tersebut tidak memiliki tempat praktik tetap. Dia, lanjut Agnes, merupakan dokter panggilan. Setiap "mengobati" pasiennya, dr Mery selalu didampingi seorang asisten. Namun, kata Agnes, asisten itu kabur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com