Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RUU DIY Dihentikan Sementara

Kompas.com - 28/09/2009, 19:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Belum ada kesepakatan mengenai siapa yang harus menjabat gubernur dan bagaimana mekanisme pemilihannya, pemerintah dan DPR akhirnya sepakat untuk menghentikan pembahasan mengenai RUU Keistimewaan Yogyakarta. Pembahasan selanjutnya diserahkan kepada DPR periode 2009-2014.

Kesepakatan untuk menghentikan pembahasan RUU Keistimewaan Yogyakarta itu dilakukan setelah Komisi II DPR gagal melobi pemerintah, Senin (28/9).

Menteri Dalam Negeri Mardiyanto mengatakan, penghentian pembahasan karena pemerintah dan DPR tak ingin memaksakan materi-materi yang masih membutuhkan pendalaman. "Komisi II dan pemerintah sepakat menghentikan sementara RUU ini karena belum menemukan titik temu tentang pengisian jabatan Gubernur DIY," kata Mardiyanto, seusai lobi di Gedung DPR, Jakarta, Senin (28/9).

Menurut dia, pemerintah sudah berkompromi untuk mengusulkan mekanisme suksesi Gubernur DIY dipilih oleh DPRD. "Tetapi belum ada titik terang. Pemerintah tetap ingin memberikan unsur demokratis dalam pengisian jabatan Guberneur DIY," ujar mantan Gubernur Jawa Tengah ini.

Meski gagal, Mardiyanto mengatakan, pemerintah dan DPR sepakat merekomendasikan pada DPR periode 2009-2014 agar memprioritaskan pembahasan RUU tersebut.

Hanya Demokrat

Anggota Komisi II asal Fraksi Partai Golkar, Ferry Mursyidan Baldan, menyebutkan, sembilan dari 10 fraksi di DPR sebenarnya menghendaki Gubernur DIY ditetapkan diisi oleh Sultan. Menurut dia, penetapan tidak menyalahi tata pemerintahan.

"Karena, meskipun ditetapkan, Gubernur DIY tetap harus membuat laporan lima tahunan seperti Gubernur yang lain," ujar Ferry.

Satu-satunya fraksi yang sependapat dengan pemerintah, dalam hal ini mengenai suksesi Gubernur DIY melalui mekanisme pemilihan di DPRD, hanyalah Fraksi Partai Demokrat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com