Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPC FPI Jati Sampurna Babak Belur Dikeroyok Oknum Aparat

Kompas.com - 25/01/2010, 08:55 WIB

BEKASI, KOMPAS.com — Sarkum (35), Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Front Pembela Islam (FPI) Jati Sampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat, babak belur diduga dikeroyok 15 oknum aparat TNI, Minggu (24/1/2010).

Perseteruan itu dipicu setelah salah seorang oknum TNI bernama Rudi Hartono, yang diketahui berpangkat kapten pada Divisi Perbekalan dan Angkutan Kramat Jati, Jakarta, merasa tidak terima dituduh mencuri lembaran daun singkong di kebun milik warga setempat.

H Yasin (35), warga sekitar, di Pondok Gede, Minggu malam, mengatakan, kejadian itu bermula saat Rudi sedang memetik daun singkong di kebun warga RT 06 RW 01 Kampung Raden, Kelurahan Jati Ranggon, Pondok Gede, Sabtu (23/1/2010) sekitar pukul 19.30.

"Saat itu perbuatan Rudi diketahui oleh Sarkum yang kebetulan tengah melintas di kawasan itu. Korban memberi tahu Rudi bahwa tindakannya itu salah dan dianggap mencuri hingga terjadi pertengkaran," katanya.

Peristiwa itu menimbulkan kegaduhan hingga warga sekitar melerai pertengkaran dan membawa keduanya ke kantor RT setempat untuk diselesaikan secara musyawarah.

"Akhirnya, keduanya sepakat berdamai dengan disaksikan warga dan ketua RT. Namun, Rudi terkesan belum dapat menerima situasi itu," kata H Yasin.

Lalu, pada hari Minggu, katanya, sekitar pukul 13.00 Rudi bersama 14 rekannya mendatangi rumah Sarkum saat yang bersangkutan sedang tidur siang. "Mereka menyeret Sarkum ke luar rumah dan mengeroyok di dalam rumah korban," kata H Yasin.

Ketua RT 06 RW 01 Kampung Raden Abdul Haris turut membenarkan hal itu. "Saat peristiwa pengambilan daun singkong, korban mengatakan, 'Pak Rudi lebih baik bilang dulu kepada pemiliknya, takut dibilang pencuri," kata Haris seraya memeragakan situasi tersebut.

Dalam perselisihan yang berlangsung di kantor RT, kata Haris, Rudi mengaku mengambil daun singkong untuk keperluan makan siangnya di rumah. "Rudi sendiri tidak meyadari bahwa daun singkong itu ada pemiliknya. Dia mengira daun itu tumbuh liar," katanya.

Haris sendiri mengaku bingung, mengapa situasi itu bisa berbuntut pada aksi pengeroyokan. "Padahal, sebelumnya mereka sudah sepakat berdamai. Rudi pun sudah menyampaikan maaf kepada pemilik kebun yang bernama Pak Sa’it dan dimaafkan," ujarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com