Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komplotan Copet Diringkus di Sidang Antasari

Kompas.com - 11/02/2010, 15:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Lima pemuda dan satu orang pria setengah baya ini tampaknya "jeli" melihat kesempatan dan kesempitan. Sementara 100-an wartawan dan pengunjung sibuk mengejar empat terdakwa kasus dugaan pembunuhan berencana, yaitu Antasari Azhar, Wiliardi Wizar, Sigid Haryo Wibisono, dan Jerry Hermawan Lo, guna mendapatkan keterangan, mereka malah sibuk menggerayangi kantong dan tas para kuli tinta.

Dalam sekejap, hap! Telepon seluler pun berpindah tangan. Komplotan ini tergolong militan dan "berani mati". Pasalnya, mereka beraksi ketika 500 polisi, intel, dan anggota TNI berjaga-jaga di lingkungan pengadilan.

Beruntung, selepas pukul 15.00, ketika mereka beraksi, seorang personel keamanan berbaju sipil yang bertugas di sidang Antasari di PN Jakarta Selatan, Kamis (11/2/2010), berhasil mengungkap kawanan pencopet ini dengan cara menguntitnya.

Seorang pemuda bertubuh kurus ini, begitu berhasil mencopet, segera menuju ke halaman pengadilan. Selanjutnya, telepon seluler jarahan tersebut dioper ke pemuda yang berjaga-jaga di halaman. Belum cukup, pemuda itu segera mengoper ke seseorang di luar lingkungan pengadilan.

Selanjutnya, orang tersebut mengestafetkan telepon seluler itu ke parkiran motor yang terletak sekitar 20 meter dari PN Jaksel. Di sana, seorang penadah telah menunggu "rezeki" haram tersebut.

Begitu tertangkap tangan, sontak saja warga langsung menghajar mereka. "Ampun-ampun, saya bukan copet. Ini hape teman saya," ujar pria setengah baya itu. Buk!

Belum selesai berkelit, sang kakek itu malah menerima bogem mentah dari warga. Beruntung, polisi langsung sigap dan segera mengamankan mereka. Dari tangan mereka, polisi mendapati lima telepon seluler Samsung dan Nokia.

Saat ini mereka dibawa ke Polda Metro Jaya. Terlambat sayangnya, komplotan pencopet ini baru berhasil diringkus sore hari. Sedari pagi, setidaknya ada dua wartawan yang harus gigit jari karena telepon selulernya dicopet.

Seorang wartawan televisi harus kehilangan telepon seluler Nokia E71, sedangkan seorang wartawan radio harus merelakan telepon seluler Samsung-nya "berpindah tangan". Di sisi lain, seorang wartawati online mendapati tasnya menganga lebar seusai mengejar istri Antasari, Ida Laksmi Antasari, sewaktu tiba di PN Jaksel.

Seorang wartawan cetak mengaku seseorang merogoh kantongnya ketika berdesak-desakan hendak mengambil foto Antasari di ruang tahanan PN Jaksel.

Pantauan Kompas.com, selain personel dan wartawan, lingkungan PN Jaksel juga disesaki puluhan, bahkan 100-an masyarakat yang tidak pernah dijumpai pada sidang-sidang empat terdakwa sebelumnya. Tentunya, sulit dibedakan mana simpatisan terdakwa, dan mana "penumpang gelap".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com