Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sampai Air Tanah Jadi Barang Langka

Kompas.com - 03/03/2010, 03:53 WIB

KOMPAS.com - Bencana besar itu bakal terwujud kurang dari 20 tahun. Kala itu, terlebih di Jakarta, air tanah menjadi barang langka.

Sejatinya, kalau malapetaka itu mau dipercepat realisasinya, ada syarat gampang. Silakan menyedot terus-menerus air tanah, termasuk dari sumur dalam, tanpa batas. Lalu, makin bergantunglah dengan air tersebut. Niscaya, duka nestapa kekurangan air langsung segera menyergap Anda!

Nah, berangkat dari keprihatinan inilah, sebagaimana dikatakan Presiden Direktur Frisian Flag Indonesia (FFI) Cees Ruygrok, perusahaan susu asal Negeri Belanda itu, pada Selasa (2/3/2010), meresmikan pengoperasiaan sistem pengolahan air limbah menjadi air layak konsumsi. Proyek yang menggandeng pula pemerintah Kerajaan Belanda dan perusahaan pengelola air limbah Aqua ini berlokasi di pabrik FFI di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur. "Sistem pengelolaannya disebut Curieau," kata Ruygrok.

Lebih lanjut, Ruygrok mengungkapkan dengan sistem itu ada pengurangan pemakaian lebih dari 220 meter kubik air sumur dalam per hari atau lebih dari 80.000 meter kubik per tahun. "Kami mampu menghemat penggunaan air sumur dalam sebesar 50 persen," ucapnya.

Menurut penjelasan Human Resources & Corporate Affairs Director Sri Megawati, setiap harinya, pabrik tersebut menghasilkan hingga 900 meter kubik limbah. Dari jumlah itu, separuhnya atau 450 meter kubik dimasukkan ke dalam sistem pengelolaan tadi. "Hasilnya, 220 meter kubik air layak konsumsi," tutur Sri Megawati sembari menambahkan pembangunan sistem pengelolaan air limbah terbaru tersebut dibangun pada 2009 dan dioperasikan pada Januari 2010.

Sementara itu, separuh limbah yang tidak dimasukkan ke dalam Curieau melewati sistem daur ulang yang sudah dimiliki FFI sebelumnya. "Air hasil daur ulang itu sudah memenuhi standar baku mutu sehingga bisa langsung dibuang ke sungai," imbuh Sri Megawati.

Seterusnya, Sri Megawati menambahkan air hasil pengelolaan tadi, pada tahap awal, masih dimanfaatkan untuk kegiatan internal pabrik seperti pendinginan mesin. "Air juga bisa dikonsumsi langsung," ujarnya. 

Pada bagian selanjutnya, Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia Nikolaos van Dam yang hadir dalam kesempatan itu menerangkan proyek kerja sama tersebut menyedot dana 800.000 dollar AS. Pemerintah Kerajaan Belanda menanggung tiga perempatnya. Lalu, FFI berkontribusi sebesar 200.000 dollar AS. 

Sampai sekarang, FFI menyerap 475 ton susu segar setiap harinya sebagai bahan baku dari Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI). Kemudian, produksinya mencapai 300.000 ton susu bubuk, susu siap minum, dan susu kental manis setiap tahunnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com