Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Farhan: Saya Dipukuli dan Ditendang Puluhan Satpol PP

Kompas.com - 14/04/2010, 21:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Farhan (23), pengikut Habib Hasan Alhaddad, tampak letih dan menahan kesakitan seusai menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara.

Kepala sebelah kirinya terpaksa dijahit akibat terluka karena diinjak-injak oleh puluhan Satpol PP. Keningnya tampak memar dan lebam bekas pukulan tongkat dan bambu yang diayunkan oleh Satpol PP. Bahkan, mata sebelah kanannya tidak bisa membuka dengan sempurna.

"Ini kepala saya dijahit dan memar-memar. Seluruh badan saya dipukuli tadi," tutur Farhan sambil menahan amarah saat ditemui di RSUD Koja, Jakarta, Rabu (14/4/2010). 

Peristiwa itu terjadi saat Farhan tengah mengambil air wudhu di masjid yang terletak di kompleks makam Mbah Priok. Namun, belum rampung dia mengambil air wudhu, puluhan petugas Satpol PP menghampirinya. Sesaat kemudian, Farhan diseret dan dimasukkan ke dalam kamar mandi masjid. Di kamar mandi inilah dia dipukuli.

Selain dia, menurut keterangan Farhan, ada dua warga lainnya yang mendapat perlakuan serupa dari Satpol PP. Bahkan, salah seorang warga merupakan bocah berusia delapan tahun dan seorang lainnya berusia 19 tahun. Keduanya juga dimasukkan ke kamar mandi dan dipukuli kepalanya. "Satu orang dimasukkan di satu kamar mandi. Saya di kamar mandi kedua. Dua orang itu meninggal," tutur Farhan.

Setelah dipukuli di kamar mandi, Farhan diseret keluar oleh anggota Satpol PP. Dia dibaringkan di lapangan dan diinjak-injak oleh petugas Satpol PP. Adapun dua orang lainnya diseret mengelilingi lapangan dengan kondisi yang mengenaskan. 

"Ini sangat kejam. Bayangkan, yang delapan tahun itu ditembak pakai gas air mata. Diperlakukan seperti hewan. Bayangkan, itu anak kecil digebukin. Sudah dimasukin di ambulans saja masih digebukin," tutur dia.

Mendapat perlakuan seperti itu, Farhan berusaha melarikan diri. Sambil berlari terpincang-pincang, Farhan mencoba keluar dari kompleks makam Mbah Priok.

"Saya enggak pakai senjata apa pun. Cuma salawat saja sama zikir. Mereka (Satpol PP) pakai tongkat, kayu, bambu," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com