Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Napak Tilas Parahyangan, Si Empat Cepat

Kompas.com - 26/04/2010, 19:27 WIB

KOMPAS.com - Kereta Api Parahyangan memang diluncurkan secara resmi pada 31 Juli 1971. Namun, rekam jejak perjalanannya, sesungguhnya sudah tercetak sejak zaman pemerintah Hindia Belanda.

Saat itu, KA Parahyangan, yang mengantarkan penumpang dari Jakarta-Bandung dan Bandung-Jakarta, berangkat dengan jadwal 4 kali sehari. Julukan "Si Empat Cepat" pun ditabalkan pada kereta ini.

Kisah perjalanan panjang KA Parahyangan sebelum dihentikan operasinya mulai 27 April 2010 besok, diceritakan oleh pengurus Indonesia Railways Preservation Society (IRPS), Nur Cahyo. IRPS merupakan komunitas pecinta dan pelestari kereta api.

"Sejak zaman Hindia Belanda dulu, Parahyangan sudah menjadi kebanggaan. Bahkan mencapai rekor, menempuh perjalanan Jakarta-Bandung 173 km dalam waktu tempuh dua jam," ujar Nur, dalam sambung rasa pada "Farewell Trip Parahyangan", di atas KA Parahyangan, Senin (26/4/2010) petang.

Tahun 1953, Parahyangan menjadi KA Patas Bandung-Jakarta, saat ditarik dengan lokomotif diesel CC 200 yang merupakan loko diesel pertama di Indonesia. "Bagusnya jumlah penumpang, kemudian membuat KA Parahyangan ditingkatkan statusnya. Tanggal 31 Juli 1971, diresmikanlah KA Parahyangan oleh Direktur PJKA saat itu, Gubernur Jawa Barat, dan Menteri Perhubungan.

Setelah diresmikan, jadwal "Si Empat Cepat" masih tetap yaitu jam 5 pagi, jam 11 siang, jam 3 sore dan jam 6 sore," ungkap Nur Cahyo. Awal 1980-an, dari jadwal yang hanya 4 kali meningkat menjadi 8 kali dan pernah mencapai rekor 16 jadwal keberangkatan dalam satu hari.

Pada tahun 1986, bekerja sama dengan Garuda Indonesia, KA Parahyangan dibuatkan gerbong kelas 1 alias eksekutif. Sejak itu, KA Parahyangan menjadi kereta istimewa dengan kelas eksekutif.

"Kemudian, tahun 1996, Argo Gede diluncurkan dengan CC 203 dan pamor Parahyangan mulai menurun," jelasnya. Kondisi okupansi penumpang Parahyangan semakin memprihatinkan saat beroperasinya jalan Tol Cipularang tahun 2005. Saat itu, para penumpang setianya beralih menggunakan travel karena waktu tempuh yang lebih cepat.

Tahun 2006, frekuensi keberangkatan pun menjadi semakin menurun, hanya 5-6 kali keberangkatan. "Dicoba dengan menurunkan tarif, sebetulnya lumayan berhasil. Tetapi, tiba-tiba kita mendengar kabar bahwa KA Parahyangan akhirnya dihapuskan," kata dia.

Salah satu penumpang setia KA Parahyangan, Hajjah Suhardi, masih berharap PT KA membatalkan rencana penghapusan. Harga tiket Parahyangan dinilainya sesuai dengan "kantong" masyarakat lapisan menengah ke bawah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com