MAKASSAR, KOMPAS -
”Kondisi ini sangat memprihatinkan karena tahun lalu saat konversi minyak tanah ke elpiji
Berdasarkan hasil evaluasi, kata Tiara, ledakan itu terjadi akibat buruknya sistem sirkulasi udara. ”Hampir semua tempat ledakan tidak memiliki ventilasi udara. Padahal, sirkulasi dibutuhkan agar gas yang berbobot lebih berat dari udara tidak mengumpul di suatu titik,” katanya.
Aktivis Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Sulsel, Zohra Andi Baso, mendesak Pertamina meningkatkan pengecekan tabung sebelum dipasarkan. Dia meminta Pertamina berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam membuat standardisasi alat pendukung tabung. ”Pertamina sebaiknya tidak lepas tangan karena warga menganggap ledakan tabung elpiji adalah tanggung jawab Pertamina,” ujarnya.