Anak-anak Dipersenjatai Lawan Satpol PP

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim pencari fakta dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI meyakini ada pihak yang mempersenjatai anak-anak dalam kerusuhan di Koja, Tanjung Priok, Jakarta.

"Berdasarkan laporan, ada orang-orang dewasa di dalam areal makam yang memberikan senjata itu ke anak-anak," ujar Ketua KPAI, Hadi Supeno, dalam keterangan persnya soal Laporan Hasil Investigasi Kerusuhan Tanjung Priok di kantor KPAI, Jakarta, Senin (10/5/2010).

Namun, Hadi Supeno tak berani memastikan apakah pihak yang mempersenjatai itu pengurus makam atau bukan. "Banyak orang mengira orang yang di dalam makam itu adalah pengurus makam, padahal banyak sekali orang dari daerah-daerah ada di situ. Jadi, belum bisa dipastikan," ujar Hadi.

Ia mengatakan, polisi-lah yang seharusnya mengusut pihak yang mempersenjatai anak-anak itu.  KPAI juga yakin, ada pihak yang mengomando anak-anak untuk melawan aparat. "Ada 50-an anak di makam itu. Mustahil seorang anak bisa melakukan gerakan perlawanan serempak melawan Satpol PP," ungkapnya kepada para wartawan.

Hasil laporan investigasi KPAI menyimpulkan adanya pelanggaran HAM berat/serius terhadap anak-anak korban kerusuhan Tanjung Priok. Para pelaku telah melanggar ayat c pasal 15, angka 1 pasal 16, angka 1 dan 2 pasal 80, dan pasal 87 dalam Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.