Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maling Helm Merajalela di Polda Metro

Kompas.com - 25/05/2010, 09:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pencurian helm di halaman tempat parkir di belakang gedung Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya, sangat meresahkan. Dalam dua bukan terakhir ini tiga wartawan yang meliput di lingkungan polda pun jadi korban.

Korban terakhir adalah Budi Tanjung, Senin (24/5/2010) sore. Wartawan Trans TV ini kehilangan helm warna hitam merek BMC seharga Rp 250.000. "Saya lagi mau ke Ditreskrimum mau cari data. Setelah itu saya kembali ke parkiran dan helm sudah nggak ada," ucap Budi.

Budi berusaha mencari siapa kira-kira orang yang menggasak penutup kepala untuk pengendara motor itu. Lantaran tidak ketemu, dia melapor ke petugas piket sekaligus minta jaminan polisi agar tidak ditilang saat mengendarai motor sewaktu pulang.

"Menurut saya, aksi pencurian helm di parkiran belakang gedung Ditkrimsus merupakan sindikat. Pasti ada yang mengobservasi, mengintai, dan ada juga yang menggasak. Jadi, bukan satu orang tapi bisa jadi lebih dari satu orang," tutur Budi Tanjung.

Korban kehilangan helm lainnya yakni Fidel Ali, dari Media Indonesia. Kejadiannya dua minggu yang lalu masih di bulan Mei 2010. Fidel, saat itu bersama wartawan lain menghadiri konferensi pers penangkapan kawanan perampok di Gedung Ditreskrimum.

Fidel memarkir motornya di halaman parkir di belakang gedung Ditreskrimsus yang bersebelahan dengan gedung Ditreskrimum. Helmnya diletakkan di stang motor dan dikunci dengan rantai gembok. Seusai acara Fidel kaget bukan kepalang karena helmnya merek INK seharga Rp 600.000, raib.

Fidel mengatakan, maling yang mencuri helmnya memang sudah niat. "Buktinya helm saya sudah dikunci dengan rantai gembok tapi tetap masih bisa hilang juga. Sepertinya digunting sampai nggak ada sisanya. Ini benar-benar keterlaluan, " ucap Fidel.

Baik Budi maupun Fidel berharap di sekitar tempat parkir tersebut dilakukan pengawasan oleh polisi. "Kami berharap aksi pencurian ini segera bisa ditangkap pelakunya, karena sudah meresahkan," ujar Budi. (ded)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com