Tarif Angkutan Umum Tidak Naik

AMBON, KOMPAS.com - Pemkot Ambon tidak akan menaikkan tarif angkutan umum baru yang diberlakukan untuk pelajar dan mahasiswa, meskipun para sopir angkutan umum di daerah itu menaikkan tarif secara sepihak.

"Kebijakan Pemkot untuk menaikkan tarif baru bagi mahasiswa dan pelajar tidak mudah karena membutuhkan koordinasi dengan Organisasi Pengusaha Angkutan Darat maupun instansi terkait lainnya," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Ambon, Jan Haulussy, di Ambon, Jumat (6/8/2010).

Ia mengatakan, untuk mematok biaya angkutan umum yang baru, minimal ada pembahasan melalui wakil rakyat di DPRD Kota dan diperkuat dengan surat keputusan Wali Kota.

Menurut Haulussy, kebijakan menaikkan tarif angkutan umum baru bagi pelajar dan mahasiswa juga diambil bila terjadi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Akibatnya, Dinas Perhubungan (Dishub) mengerahkan armada bus milik Pemkot yang biasanya mengantar jemput pegawainya untuk membantu mahasiswa dan pelajar yang berdiri di tepi jalan karena tidak diangkut supir angkot.

"Saya sudah melihat bagaimana para mahasiswa dibiarkan terlantar di jalanan dari siang hingga malam hari menunggu mobil angkot, akibatnya mereka terlambat kuliah atau terlambat pulang ke rumah," katanya.

Kebijakan mengerahkan bus Pemkot ini dilakukan karena mereka juga sudah mendapat masukan dari masyarakat, kalau para supir angkot menaikkan tarif bagi pelajar dan mahasiswa dari Rp 1.000 menjadi Rp 2.000.

Selanjutnya, untuk mengoperasikan lima unit bus Pemkot yang baru, dibutuhkan supir yang perlu digaji oleh Pemkot agar mahasiswa dan pelajar tidak dibiarkan terlantar di jalanan.