Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengicipi Oseng Mercon Mbak Narti

Kompas.com - 25/08/2010, 11:04 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Masakan Oseng mercon di warung lesehan milik Sunarti di Jalan KHA Dahlan Kota Yogyakarta, sampai kini digemari masyarakat pecinta kuliner. Bukan hanya warga Yogya, warga yang tinggal di luar Yogya pun menyukainya.

Menurut orang yang pertama kali menciptakan dan menjual oseng mercon ini, Sunarti, Rabu, dirinya sudah 13 tahun berjualan  masakan oseng mercon di kawasan Jl. KHA Dahlan, Yogyakarta, dan hingga saat ini  masih bertahan menjual masakan oseng-oseng mercon dengan resep aslinya tanpa ada perubahan rasa dan kualitas.     "Dinamakan oseng-oseng mercon karena   masakannya berupa daging sapi yang diracik dengan menggunakan resep super pedas dari cabai rawit sehingga  akan menggoyang lidah siapa saja yang mencicipinya," katanya.       Menurutnya, cita rasa yang membedakan oseng mercon ini dengan oseng mercon lainnya yang banyak dijual di kota ini adalah pada rasa manisnya, karena manis pada oseng mercon masakannya ini yaitu manis gula jawa asli yang memang sengaja diracik dengan resep yang pedas dan campuran bahan cabai kualitas super.      "Campuran masakan oseng mercon ini terdiri atas potongan daging sapi dengan campuran cabai dan gula jawa sehingga rasanya yang sangat  pedas diwarnai sedikit rasa manis," katanya.            Menurut Surnarti, dalam pembuatan oseng-oseng mercon ini menggunakan perbandingan 50:5 yaitu, dengan takaran jika 50 kilogram daging sapi, maka cabai yang digunakan sebanyak lima kilogram.         Warung lesehan   Oseng-oseng mercon ini miliknya buka dari pukul 17.00 WIB sampai dengan 23.00 WIB. Dalam satu malamnya, dirinya mampu menjual oseng-oseng mercon sebanyak 200 porsi. Sedangkan harga satu pori oseng-oseng mercon ini  Rp11.000.         "Penghasilan saya semalam dalam menjual masakan oseng-oseng mercon ini rata-rata Rp 2 juta hingga Rp 3 juta. Saya tidak akan membuka cabang di tempat lain dan berupaya menyajikan menu oseng mercon ini dengan resep aslinya terdahulu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com