Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Kurangi Pengambilan Air Tanah

Kompas.com - 02/10/2010, 17:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk membatasi pengambilan air tanah dalam di Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengurangi konsumsi air tanah dalam di sejumlah wilayah Ibu Kota. Sebagai konsekuensinya, Pemprov DKI akan menaikkan suplai air bersih melalui jalur perpipaan.

Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekretaris Daerah DKI, Muhammad Taucid Tjakra Amidjaja, mengatakan, pembatasan pengambilan air tanah dalam atau zero deep wheel ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mencegah penurunan muka tanah yang lebih besar. Untuk itu, program tersebut akan diprioritaskan pada daerah-daerah yang memiliki banyak sumur bor. Selanjutnya, wilayah-wilayah ini akan disuplai air bersih oleh PAM Jaya.

"Program air perpipaan itu diarahkan pada lokasi-lokasi yang punya kecenderungan penurunan (tanah)," kata Tauchid.

Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI, Peni Susanti, mengatakan, program zero deep well tersebut akan diarahkan di wilayah Jakarta sepanjang bagian utara, barat, dan timur.

Untuk wilayah barat, dipilih kawasan Pondok Indah, Mega Kuningan, Taman Rasuna, Jalan Sudirman-Thamrin, dan Jalan Gatot Subroto. Suplai air bersih di kawasan ini dilakukan oleh PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja).

Di wilayah timur oleh PT Aetra Air Jakarta dilakukan di PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) dan wilayah sekitar Jalan Raya Bogor.

Untuk mencukupi kebutuhan air bersih pada zona zero deep well tersebut, PAM Jaya akan menaikkan layanannya, antara lain dengan menambah kapasitas air untuk warga DKI. Selama ini PAM Jaya baru bisa melayani 44 persen kebutuhan air minum di Jakarta, yang disuplai oleh Palyja dan Aetra.

Direktur Utama PAM Jaya, Maurits Napitupulu mengatakan, pihaknya kini sedang berupaya menambah kapasitas air sebesar 8.000 liter per detik untuk memenuhi kekurangan kebutuhan air bersih perpipaan. Salah satu caranya dengan membangun proyek pengolahan air bersih di Waduk Jatiluhur dan kemudian disalurkan ke Jakarta.

"Proyek pipanisasi ini mampu menambah pasokan sekitar 5.000 liter per detik. Nantinya akan ada pipanisasi lagi dari Bekasi yang bisa memasok sekitar 3.000 liter per detik," kata Maurits.

Saat ini studi kelayakan (feasibility study) terhadap proyek pipanisasi air bersih dari Waduk Jatiluhur itu sudah selesai dan desain teknisnya diharapkan bisa rampung pada medio tahun depan. Dengan demikian, pembangunan fisik bisa segera dimulai dan ditargetkan selesai pada 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com