Tindakan 6 Anggota Tanpa Instruksi Polda

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian Daerah Metro Jaya sedang memeriksa enam petugas Kepolisian Sektor Metro Johar Baru terkait penembakan terhadap Farel, mahasiswa Universitas Bung Karno, saat aksi demonstrasi Rabu (20/10/2010) di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Keenamnya diperiksa Divisi Profesi dan Pengamanan  Polda Metro Jaya karena mereka mendatangi lokasi demo dan menggunakan senjata tanpa instruksi dari Polda Metro Jaya.

"Saat itu kan sedang banyak kegiatan yang harus diamankan. Dan, mereka mungkin bertindak karena solidaritas. Jadi, tak ada instruksi soal penembakan," ungkap Kepala Polda Metro Jaya Irjen Sutarman, seusai membesuk Farel di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Kamis.

Kepala Polda mengatakan, jumlah polisi yang terbatas dan lokasi demo memengaruhi kedatangan enam petugas itu ke Jalan Diponegoro. "Karena waktu mendesak dan jumlah anggota polisi terbatas di tengah banyaknya unjuk rasa, enam petugas Polsek Johar Baru itu datang. Apalagi, lokasi demo dekat dengan markasnya," ujarnya.

Sesuai Prosedur dan Ketetapan yang mengatur pengamanan demonstrasi, polisi hanya diperbolehkan menggunakan senjata laras panjang. "Itu kayak senjata laras pendek yang diarahkan ke korban," kata Sutarman.

Menurut dia, keenam anggota Kepolisian Sektor Johar Baru saat itu membawa senjata yang melekat pada mereka secara perorangan. "Apakah keenam anggota kami bertindak indisipliner, kita tunggu hasil pemeriksaan Propam (Divisi Profesi dan Pengamanan). Kami juga belum bisa mengumumkan jenis proyektil dan kaliber berapa," kata Sutarman.