Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peninggalan Paus di Museum Katedral

Kompas.com - 28/11/2010, 18:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Anda ingin melihat lebih dekat barang-barang peninggalan dua pemimpin tertinggi Gereja Katolik? Anda dapat mengunjungi museum Katedral yang terletak di balkon Gereja Katedral di Jakarta. Di sana, dua barang peninggalan Paus Paulus VI dan dua barang milik Paus Yohanes Paulus II dipamerkan.

Ketika mengunjungi Indonesia pada 3-4 Desember 1970, Paus Paulus VI menghadiahkan Mitra (topi Paus) dan Tongkat Gembala yang dipakainya kepada Mgr Leo Soekoto yang ketika itu menjabat Uskup Agung Jakarta. Begitu pula saat Paus Yohanes Paulus II datang pada 10 Oktober 1989 , ia menghadiahkan Piala dan Patena (jubah) kepada umat Katedral.

Tak hanya empat barang peninggalan Paus, museum juga menampilkan koleksi foto-foto ketika dua pemimpin itu datang dan menyapa umat Katolik. Bahkan, selembar surat ancaman pembuhuhan terhadap Paus yang diterima oleh Gereja Katedral menjelang kedatangan Paus Yohanes Paulus II masih tersimpan rapih.

Museum yang diresmikan oleh Mgr Darmaatmadja SJ yang saat itu menjabat Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia sekaligus Uskup Agung Semarang pada 28 April 1991 juga menampilkan barang-barang bersejarah lain. Museum memamerkan dua buku misa berbahasa lain yang pernah dipakai pada masa pra-Vatikan II. Buku itu ditaruh diantara koleksi puluhan buku ibadat lain.

Disalah satu sudut museum disusun replika Pastoran pada abad 19. Kursi gobang (kursi malas), meja, kaca, kotak lampu, tempat air, serta jam buatan abad 17 disusun untuk memberi gambaran suasana jaman dulu. Ada pula patung Bunda Maria berkonde diapit sepasang pria dan wanita Jawa yang dibuat oleh Pater Reksaatmadja SJ sekitar tahun 1930 ketika belajar Ilmu Ketuhanan di Belanda.

Diruang lain terdapat penggambaran kisah perjalanan para misionaris ketika melaksanakan misi. Dipajang replika perahu tradisional yang dinaiki Pastor P Bonnike, S.J. Dia tewas tenggelam di Selat Lewotobi, Flores ketika menyelamatkan diri dari kejaran kolonial pada tahun 1889 . Chestbox (koper kayu) dan sepeda onthel yang digunakan para misionaris ikut dipamerkan.

Museum juga memiliki beberapa alat musik tua untuk menggiringi puji-pujian yang tidak lagi dipakai. Pipe Orgel pertama kali adalah salah satunya. Pipe Orgel itu kini telah rusak. Kini, misa diiringi Pipe Orgel buatan Belgia yang dipasang tahun 1988 .

Di dinding-dinding museum terpasang foto serta lukisan susana jaman dulu seperti foto Harmoni tahun 1830 , Pasar baru dengan jembatannya tahun 1985 , Lapangan Banteng tahun 1905 . Ikut dipasang lukisan wajah para Uskup Agung Jakarta.

Selain itu, museum juga memamerkan lukisan Gereja Katolik pertama di Senen yang dibuat oleh J. Rach, warga Denmark tahun 1810, beberapa potret proses pembangunan Gereja Katedral yang diarsiteki Pater A Dijkmans SJ, serta koleksi lain.

Untuk melihat semua itu, Anda dapat mendatangi museum setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat setiap pukul 10.00-12.00 tanpa dipungut biaya. Akan ada pemandu yang siap menjelaskan setiap koleksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com