Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

14 Orang Tewas di Jalur Transjakarta

Kompas.com - 17/12/2010, 16:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Belum sterilnya jalur transjakarta dari kendaraan umum dan pribadi mengakibatkan angka kecelakaan di jalur bus bebas hambatan tersebut masih tinggi. Sepanjang tahun ini, tercatat sebanyak 430 kasus kecelakaan terjadi di jalur transjakarta. Bahkan, jumlah itu meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai angka 303 kasus.

Data dari Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta menunjukkan, jumlah kasus kecelakaan sejak Januari hingga November tahun ini mencapai 430 kasus. Rinciannya, Januari dan Februari masing-masing 32 kasus, Maret 45 kasus, April 35 kasus, Mei 41 kasus, Juni 53 kasus, Juli 50 kasus, Agustus 39 kasus, September 37 kasus, Oktober 35 kasus, dan November 31 kasus. Dari data itu, sebanyak 14 orang meninggal dunia, 18 orang mengalami luka berat, dan 99 orang menderita luka ringan.

Pada tahun 2009, jumlah kecelakaan di jalur transjakarta sebanyak 303 kasus. Dengan rincian, 20 kasus terjadi selama Januari, 14 kasus pada bulan Februari, 16 kasus pada bulan Maret, 18 kasus pada bulan April, 19 kasus pada Mei, 17 kasus pada bulan Juni, 22 kasus pada bulan Juli, 39 kasus pada bulan Oktober, 39 kasus pada bulan November, dan 37 kasus pada bulan Desember.

Koridor III juga masih mendominasi angka kecelakaan, mencapai 50 kasus. Selanjutnya ada koridor IV dan VIII masing-masing dengan 44 kasus, koridor II dengan 42 kasus, koridor VII dengan 37 kasus, koridor V dengan 31 kasus, koridor I dengan 28 kasus, dan koridor VI dengan 27 kasus. Akibat kecelakaan itu, 13 orang meninggal dunia, 5 orang luka berat, dan 76 orang luka ringan.

Gunardjo selaku Manajer BLU Transjakarta mengatakan, angka kecelakaan yang terjadi di jalur transjakarta biasanya lebih disebabkan banyaknya pengendara yang menyerobot jalur tersebut (busway). "Untuk tahun ini angkanya meningkat dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Gunardjo, Jumat (17/12/2010).

Dari delapan koridor yang beroperasi, dijelaskan Gunardjo, koridor III merupakan jalur yang paling tinggi jumlah kasus kecelakaannya, yakni mencapai 69 kasus. Selanjutnya ada koridor VIII dengan 67 kasus kecelakaan, koridor V dan VII masing-masing dengan 64 kasus kecelakaan, koridor II 48 kasus kecelakaan, koridor VI dengan 45 kasus kecelakaan, koridor I dengan 37 kasus kecelakaan, dan koridor VI 36 kasus kecelakaan.

Dengan meningkatnya jumlah kecelakaan di jalur transjakarta, Gunardjo pun mengimbau kepada masyarakat agar tidak menyerobot jalur tersebut. Pasalnya, busway selama ini memang dinyatakan khusus dan dilarang dimasuki kendaraan lain selain transjakarta.

Dengan sterilisasi yang saat ini gencar dilakukan, dia berharap, angka kecelakaan di jalur transjakarta dapat ditekan. "Pengendara hendaknya mematuhi aturan dan jangan menyerobot jalur transjakarta," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com