Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sehari 21 Pengendara Terlibat Kecelakaan

Kompas.com - 31/01/2011, 04:08 WIB

Jakarta, Kompas - Di wilayah Jabodetabek, dalam sehari terjadi rata-rata 21 kali kecelakaan yang melibatkan pengendara sepeda motor. Kondisi itu diduga antara lain karena penggunaan sepeda motor naik pesat, tetapi tidak diikuti dengan disiplin berlalu lintas yang baik. Alhasil, lalu lintas kian semrawut dan angka kecelakaan pun meninggi.

Catatan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, jumlah sepeda motor sejak tahun 2006 sampai 2010 terus naik. Kenaikan setiap tahun rata-rata 600-800 unit. Kenaikan jumlah sepeda motor tertinggi terjadi dari tahun 2009 ke tahun 2010 mencapai 1,5 juta unit, dari 7,5 juta unit (2009) menjadi 9 juta unit. Total kendaraan bermotor tahun 2010 sebanyak 11,7 juta unit.

Pilihan warga dari menggunakan moda transportasi umum (bus, kopaja, metromini, angkutan kota, kereta api) ke sepeda motor, menurut Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Royke Lumowa, karena kondisi angkutan umum di Jakarta dan sekitarnya buruk.

Sinyalemen itu juga terbukti dari hasil survei Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration Project (JUTPI) tahun 2010 yang menyatakan penumpang bus angkutan umum pada kurun waktu delapan tahun (2002-2010) turun 25,4 persen, dari 38,3 persen menjadi 12,9 persen, sementara pengendara sepeda motor naik 27,5 persen.

”Kalau mau mengubah situasi, sediakan angkutan umum yang aman, layak, dan murah,” ujar Royke, Kamis (27/1).

Soal kondisi angkutan umum di Jakarta, Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan, Minggu (30/1), mengatakan, mayoritas angkutan umum reguler di Jakarta perlu diremajakan dan trayeknya ditata ulang. Sebagian besar kendaraan berusia di atas 10 tahun dan berkondisi buruk. Di sisi lain, trayek angkutan umum yang ada tidak memenuhi kebutuhan perjalanan warga Jakarta. Trayek disusun sejak 20 tahun lalu sehingga tidak cocok lagi dengan arah perjalanan warga.

”Banyak penumpang angkutan umum reguler pindah ke sepeda motor karena lebih mudah dan lebih cepat sampai tujuan. Mereka juga mengeluarkan biaya lebih murah dibanding naik angkutan umum,” katanya.

Menurut Tigor, beberapa pengusaha angkutan umum reguler mengeluhkan penurunan jumlah penumpang. Bahkan, ada pengusaha yang tidak mengoperasikan setengah armadanya karena tidak ada penumpang.

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Selamat Nurdin mengatakan, perpindahan penumpang angkutan umum ke sepeda motor adalah bencana lalu lintas. Pertambahan jumlah sepeda motor berdampak langsung kepada meningkatnya kemacetan jalanan Jakarta.

Risiko kecelakaan juga meningkat karena cara warga berkendara tidak tertib, cenderung ugal-ugalan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diminta segera mengatasi masalah perpindahan penumpang angkutan umum ke sepeda motor atau kemacetan total Jakarta bakal terjadi semakin cepat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com