Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemulung Tewas Dibuang ke Dalam Jamban

Kompas.com - 07/02/2011, 08:33 WIB

DEPOK, KOMPAS.com - Kehidupan Yopi Maypo (60) memang keras. Di tengah belitan persoalan ekonomi, Yopi juga menghadapi persoalan rumah tangga. Tidak ada yang menduga pemulung ini ditemukan oleh warga dalam keadaan tewas terpendam di dalam tempat pembuangan tinja.

Tempat ini jaraknya hanya sekitar empat meter di sisi utara rumah kontrakannya, RT 07/RW 20, Kelurahan Bakti Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat. Di lubang pembuangan itu, warga menemukan Yopi tanpa pakaian atas dan hanya bercelana pendek terduduk dalam urukan tanah. Ada luka bacok di bagian kepala, punggung atas, dan bawah.

Dugaan sementara nyawa Yopi dihabisi temannya sendiri, berinisial Anu (60). Istri Yopi, Suminah (40), menyampaikan hal ini kepada penyidik Kepolisian Sektor Metro Sukmajaya, Depok, Minggu (6/2/2011). Suminahlah yang memberi tahu lokasi Yopi dipendam oleh Anu.

Sambil menangis, Suminah menceritakan persoalan ini kepada polisi. Suminah mendapatkan informasi tersebut dari pengakuan Anu kepadanya.

Polisi menduga Yopi dibunuh lebih dari seminggu. Dugaan ini sesuai dengan kondisi tubuh jenazah Yopi yang membengkak, pucat, sebagian kulit mengelupas, dan menebarkan bau busuk.

Hanya sembilan jam setelah mayat Yopi ditemukan, polisi menyergap Arnold Sahanaya alias Anu (60) yang diduga sebagai pembunuh Yopi. Penangkapan ini terjadi Sabtu lalu pukul 23.00 di wilayah Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Kepala Kepolisian Resor Metro Depok Komisaris Besar Fery Abraham menduga, motif pembunuhan adalah cinta segitiga antara Yopi, Anu, dan Suminah. Anu tidak tega melihat Yopi melakukan kekerasan kepada Suminah. Polisi saat ini tengah menyelidiki dugaan keterlibatan istri korban.

Polisi menangkap Anu di sebuah rumah tempat perkumpulan orang-orang Maluku. Tak ada perlawanan ketika polisi menangkap Anu. Ia juga mengakui perbuatannya membunuh Yopi.

Pertengkaran

Yopi memang tidak tercatat sebagai penduduk tetap di Kelurahan Bakti Jaya. Rumah kontrakan yang hanya punya satu kamar dan dua dipan itu pun tidak punya nomor. Satu kamar ditempati Yopi beserta tiga anak dan istrinya. Satu dipan di ruang tengah ditempati An yang menumpang tinggal selama enam bulan. Adapun benda paling berharga di rumah ini ialah televisi dan radio buatan China. Selebihnya terdapat alat-alat mencari sampah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com