Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fauzi Bowo: MRT Bukan Mimpi!

Kompas.com - 09/03/2011, 11:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Megaproyek mass rapid transit atau yang lebih dikenal dengan subway sering kali menimbulkan keraguan sejumlah kalangan. Proyek triliunan ini seakan sebuah mimpi Jakarta untuk menjadi kota modern layaknya Singapura dan Jepang.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menampik anggapan bahwa megaproyek mass rapid transit (MRT) hanyalah sebuah mimpi. Dia menegaskan bahwa proyek MRT akan segera terealisasi pada 2016 dan saat ini Pemprov DKI bersama PT MRT Jakarta melakukan langkah-langkah untuk mewujudkannya.

"Selama dua tahun ini masih banyak yang tanya soal MRT. Banyak yang mendapatkan kesan bahwa MRT adalah mimpi. Sangat disayangkan. Saya tegaskan bahwa ini bukan mimpi, melainkan sebuah realitas di mana kami akan ubah urban lifestyle warga Jakarta MRT pada tahun 2016," ucap Fauzi, Rabu (9/3/2011), saat membuka seminar "Rencana Pembangunan MRT Jakarta" di Hotel Sahid Jaya, Jakarta.

Dia juga menyayangkan banyaknya kesalahpahaman tentang MRT. "Misunderstanding ini saya harap bisa diluruskan karena tak bisa terus berlangsung seperti ini. Saya sarankan MRT nyatakan bahwa MRT akan menjadi masa depan warga Jakarta, dan menjadi komponen penting dalam masa depan warga Jakarta, sebentar lagi," ungkap Fauzi.

Selain janji untuk merealisasikan proyek MRT, Fauzi pun meminta bahwa proyek ini harus memberikan keuntungan bagi warga dan kota Jakarta, tidak hanya bermanfaat bagi para regulator, investor, ataupun konsultan.

Kota Jakarta, diakuinya, harus mengurangi ketertinggalan dibanding kota-kota berkembang lainnya, seperti New Delhi. Menurut Fauzi, New Delhi kini sudah memiliki tiga jalur subway yang sudah beroperasi dan mampu mengangkut dua juta orang per hari.

"Saya tidak ingin bandingkan New Delhi dengan Jakarta karena kotanya berbeda, tetapi kebutuhannya sama karena penduduknya sama-sama padat," ucap Fauzi.

Adapun untuk tahap pertama, Pemprov DKI Jakarta akan membangun terlebih dulu jalur MRT Utara-Selatan dengan proyek awalnya, yakni Lebak Bulus-HI. Pemprov DKI memerlukan dana hingga 144,322 miliar yen atau sekitar Rp 15 triliun. Dana tersebut terbagi menjadi dana porsi pinjaman sebesar 120,017 miliar yen atau hanya 0,2 persen. Dana pembangunan diambil dari APBN dan APBD sebesar 24,305 miliar yen.

Panjang lintasan MRT rute Lebak Bulus-HI direncanakan mencapai 15,5 kilometer dengan rincian 10,5 kilometer di permukaan tanah dan 5 kilometer di bawah tanah. Sebanyak enam stasiun bawah tanah pun juga akan dibangun di sepanjang rute tersebut, yakni di Masjid Al Azhar, Istora Senayan (Ratu Plaza), Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, Bundaran Hotel Indonesia, dan tujuh stasiun elevated, yakni di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, H Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.

Nantinya, MRT diharapkan mampu mengangkut 960.000 orang per hari dengan headway per 5 menit. Target waktu perjalanan dari Lebak Bulus-HI mencapai 30 menit. Pada tahun 2016, MRT Lebak Bulus-HI mulai beroperasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com