Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seni Stensil: Menyaksikan Ironi Kota

Kompas.com - 14/03/2011, 10:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kertas-kertas bercetak gambar wajah sejumlah artis dan pesohor legendaris dunia ditempel memenuhi dinding pada salah satu sisi ruangan pameran kesenian Jakarta International Stencil Art di North Art Space, Pasar Seni Ancol, Jakarta Utara, yang berlangsung 4 Maret sampai 5 April 2011.

Beberapa kertas dengan wajah yang sama ditempel secara berulang di dinding itu. Namun, kertas-kertas itu disebar dan diselingi dengan kertas yang berisi cetakan logo tanda panah besar ke arah atas yang merupakan simbol sang seniman jalanan dari Perancis, Above.

Dalam keberulangan itu ditemukan ada kesamaan pada setiap latar belakang kehidupan artis dan pesohor tersebut. Mereka hidup singkat dan meninggal di tengah kepopulerannya di usia muda, di antaranya Marylin Monroe, Kurt Cobain, Janis Joplin, James Dean, Jim Morrison, Putri Diana, dan Bruce Lee.

Semasa hidup, kemewahan hidup mereka menjadi bagian dari kehidupan di kota. Kehidupan mereka dikomodifikasi sebagai konsumsi berita untuk memenuhi kebutuhan warga kota yang haus berita akan artis idolanya. Hingga cerita kematiannya pun menjadi konsumsi berita hiburan di kota.

Ironi kehidupan kota semacam ini terasa sangat kental tampil pada setiap karya seni stensil yang dipamerkan dalam Jakarta International Stencil Art ini yang diikuti oleh 18 artis seni stensil dari Jakarta, Yogyakarta, Bali, Perancis, Jerman, Polandia, Spanyol, dan Amerika.

Ironi itu tampil dalam simbol-simbol kemewahan kehidupan kota, sekaligus kehidupan warga urban yang hidup terpinggirkan dengan latar belakang masa lampau dan masa sekarang.

Beberapa karya B Toy, seniman stensil dari Spanyol, misalnya, banyak menampilkan potret orang-orang urban di pinggiran kota pada masa lampau. Salah satunya gambar segerombolan anak laki-laki berpakaian jas gaya tahun 1950-an sedang mengisap rokok dengan tatapan mata menyelidik.

Gambaran anak-anak semacam itu masih bisa kita jumpai di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kendati mereka tak mengenakan jas, potret kehidupan sebagian anak laki-laki di pelabuhan itu juga bergerombol dan kerap tak lepas dari tindakan kriminalitas, seperti mencuri minyak dari tangki minyak yang melintas.

Sebaliknya, pada sisi lain ruang pameran ditampilkan karya salah seorang seniman stensil dari Yogyakarta, sebuah mangkuk berisi penuh nama merek fashion terkenal. Kata-kata dicampur dengan kata-kata kapitalisme dan urban. Sebuah gambaran kehidupan kota yang tak lepas dari budaya konsumtif.

Ironi kehidupan remaja perkotaan juga tampil pada pameran seni stensil itu, seperti seni stensil yang ditampilkan seniman asal Yogyakarta, Farid Stevy.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com