JAKARTA, KOMPAS.com — Terdakwa terorisme pelatihan militer di Aceh, Abdullah Sonata, mengaku tidak mengetahui siapa penggagas pelatihan militer di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh. Sonata yang diduga pemimpin tertinggi dalam pelatihan Aceh bersama Dulmatin itu juga mengaku tidak pernah mengikuti pelatihan militer Aceh. "Saya tidak mengikuti pelatihan, itu bukan pelatihan. Saya ke Aceh untuk follow up pascapelatihan Laskar FPI, waktu itu sedang hangat," katanya saat bersaksi dalam persidangan terdakwa terorisme Abu Bakar Ba'asyir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (28/3/2011).
Hal itu disampaikan Sonata saat menjawab pertanyaan Ba'asyir yang mengikuti persidangan tanpa kuasa hukumnya. Meskipun tidak mengetahui penggagas pelatihan militer di Aceh, Sonata mengaku mengenal Dulmatin.
Dalam pelatihan militer, Sonata berperan membelikan senjata untuk Dulmatin. Terkait peran Ba'asyir dalam pelatihan militer di Aceh, Sonata mengaku tidak mengenal Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) itu.
Ia tidak pernah mengikuti pengajian JAT yang dipimpin Ba'asyir. Demikian juga dengan Ba'asyir. Pria berusia 72 tahun itu mengaku tidak mengenal Sonata. Sebelumnya, Ba'asyir juga mengaku tidak mengenal Dulmatin. "Saya tidak kenal, jadi saya tidak tahu-menahu," katanya.
Adapun Ba'asyir menjadi terdakwa dalam kasus pelatihan militer di Aceh karena dinilai mengetahui, merencanakan, mengatur, dan mendanai aksi pelatihan militer di Aceh. Atas perbuatannya, dia terancam hukuman seumur hidup atau hukuman mati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.