Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulama agar Belajar dari Kasus Cikeusik

Kompas.com - 06/04/2011, 23:56 WIB

LEBAK, KOMPAS.com — Kepala Kepolisian Daerah Banten Brigadir Jenderal (Pol) Putut Bayuseno mengatakan, kasus bentrokan yang mengakibatkan korban jiwa di Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, jangan sampai terulang kembali.

Karena itu, kata Bayu, saat pertemuan dengan ulama se-Kabupaten Lebak di Rangkasbitung, Rabu (6/4/2011), peran ulama harus bisa memberikan pencerahan yang kondusif kepada masyarakat.

"Saya minta ulama bisa memberikan pembinaan bidang keagamaan yang baik untuk menciptakan keamanan ketertiban masyarakat (kamtibmas)," katanya.

Menurut dia, ulama juga diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak melakukan aksi anarki ketika menemukan adanya pemahaman yang menyimpang.

"Jika ditemukan kelompok tertentu yang menyimpang, sebaiknya melaporkan kepada aparat kepolisian terdekat atau pejabat pemerintah di wilayahnya," katanya.

Dia juga mengatakan, kasus Cikeusik harus dijadikan pengalaman. Sebab, akibatnya juga banyak ulama dan masyarakat yang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.

"Saya kira kekerasan bukan penyelesaian terbaik, bahkan menimbulkan permasalahan baru. Untuk itu, peran ulama harus dioptimalkan dalam melakukan pembinaan terhadap masyarakat," ujarnya.

Bayu menjelaskan, keterlibatan ulama dalam menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat merupakan bagian dari upaya pencegahan terjadinya aksi anarki di masyarakat. Apalagi, terbatasnya personel kepolisian yang tidak dapat mengayomi seluruh masyarakat Banten.

Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebak KH Syatibi Hambali mengaku, selama ini kebijakan Polda Banten untuk menciptakan suasana aman dan kondusif di Kabupaten Lebak dinilai sangat bagus karena melibatkan ulama dan tokoh masyarakat.

"Kami siap ikut berperan aktif untuk menciptakan keamanan dan ketertiban secara intensif dengan melakukan pembinaan terhadap masyarakat," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com