Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Perancang Teror Bom Cirebon Tewas Ditembak

Kompas.com - 15/05/2011, 03:30 WIB

Sukoharjo, Kompas - Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian Negara Republik Indonesia terus memburu kelompok teroris jaringan bom bunuh diri Cirebon. Sabtu (14/5) dini hari di daerah Cemani, Sukoharjo, Jawa Tengah, terjadi baku tembak antara anggota Densus 88 dan Sigit Qurdowi yang diduga merupakan perencana bom bunuh diri di Masjid Kepolisian Resor Kota Cirebon. Sigit dan pengawalnya, Hendro Yunianto, tewas.

Dalam baku tembak ini, seorang warga Cemani, pedagang angkringan bernama Nuriman, ikut terbunuh. Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam menyatakan, Nuriman tewas oleh peluru Sigit.

Menurut Anton, sebelumnya anggota Densus 88 sedang mengintai terduga teroris di sebuah rumah di daerah Cemani. Sekitar pukul 01.00, Sigit dan Hendro keluar rumah ke arah anggota Densus yang sedang mengintai. Mereka tiba-tiba berbalik arah dan dikejar anggota Densus 88.

Menurut Anton, Nuriman, yang sehari-hari merupakan pedagang angkringan, mendengar baku tembak dan mendekat ke lokasi terjadinya baku tembak tersebut. ”Sigit, kan, melihat anggota kami dan langsung menembak duluan. Anggota kami menghindar. Saat itu Nuriman keluar lalu Sigit menembak lagi, mungkin dikiranya Nuriman itu polisi,” kata Anton di Jakarta, Sabtu.

Dari tangan Sigit dan Hendro, polisi menyita dua pucuk senjata api jenis FN, sebuah Baretta, dan satu granat manggis yang masih aktif. Selain itu, dari rumah Sigit polisi juga menyita 100 butir amunisi campuran berbagai kaliber untuk senjata api laras pendek dan ribuan mur yang telah ditajamkan dan dibungkus karet. Sigit, menurut Anton, merupakan pelatih pembuatan bom bagi beberapa orang terduga teroris.

Anton menuturkan, Sigit Qurdowi merupakan pimpinan Tim Hisbah yang berperan merencanakan bom bunuh diri di Cirebon, Jawa Barat. Sigit dan Hendro sebelumnya juga masuk daftar pencarian orang (DPO) untuk kasus bom gereja dan Mapolsek Pasar Kliwon, Klaten, Jateng, Desember 2010.

Sebelumnya, di Surakarta, Jateng, pada Kamis dan Jumat polisi juga menangkap empat orang yang diduga terkait jaringan Sigit, yakni Edi Tri Wiyanto, Hari Budiarto, Ari Budi Santoso, dan Arifin Nurharyono. Dari em- pat orang ini polisi menyita 500 butir peluru berbagai kaliber untuk senjata api laras panjang dan pendek.

Anton mengatakan, penangkapan di Surakarta dan Sukoharjo ini merupakan hasil pengembangan dari penangkapan para tersangka di Cirebon yang tergabung dalam kelompok bernama Tauhid wal Jihad, yakni Achmad Basuki, Arief Budiman, Andri Siswanto, dan Musola. Dari keterangan para tersangka yang ditangkap di Cirebon, polisi menemukan keterkaitan dengan dua orang yang ditangkap di Depok, yakni Ibrohim dan Ferdiansyah, serta satu orang yang ditangkap di Boyolali, Zulkifli Lubis.

Dari Ibrohim, polisi menyita 158 butir peluru kaliber 7,62 milimeter (mm) untuk senapan AK-47, 56 butir peluru kaliber 5,56 mm, dan tujuh magasin AK-47. Dari Zulkifli, polisi menemukan satu senjata api FN serta 15 butir peluru kaliber 32 mm dan 26 butir peluru kaliber 9 mm.

Meski telah menangkap beberapa orang yang jaringannya terkait satu sama lain, Anton mengatakan, polisi masih memburu beberapa orang yang juga diduga terlibat dalam jaringan bom bunuh diri di Cirebon. Anton tak mau mengungkapkan mereka yang tengah dalam kejaran Densus 88 untuk kepentingan pengejaran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com