Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Mencuri, 1 TKW Terancam Potong Tangan

Kompas.com - 21/07/2011, 17:52 WIB

BANTUL, KOMPAS.com — Tenaga kerja wanita (TKW) asal Pedukuhan Celan, Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Bantul, Yogyakarta, Sri Wahyuni (46), mendapat ancaman hukuman potong tangan dari pengadilan di Arab Saudi, tempat dia bekerja.

Sri Wahyuni dituduh telah melakukan pencurian di rumah majikannya. Jati Purwono (48), suami dari Sri Wahyuni, mengaku mengetahui istrinya mendapat ancaman hukuman potong tangan tersebut dari petugas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul.

"Sejak awal kasusnya sebenarnya saya sudah tahu, tetapi tidak sedetail ini, hingga ancaman hukuman potong tangan segala," kata Jati Purwono.

Melalui kontak telepon dan SMS, Sri Wahyuni selalu memberi kabar akan nasibnya kepada suaminya di Tanah Air. Menurut Jati, istrinya berangkat awal bulan puasa tahun lalu sekitar bulan Agustus melalui perusahan penyalur tenaga kerja di Jakarta.

Baru bekerja sebulan, majikannya menuduh istrinya mencuri arloji dan mengancam akan melapor ke polisi. Sempat dibawa oleh menantu majikannya ke Kairo, Mesir, akhirnya Sri Wahyuni berhasil kabur dan melarikan diri ke Konsulat Jenderal Indonesia di Arab Saudi.

"Waktu dilaporkan ke polisi bahwa dituduh mencuri, istri saya juga mengabari saya. Kata istri saya, dia sudah beberapa kali ke pengadilan, tetapi yang melaporkan tidak pernah datang, jadi kasusnya sampai sekarang juga masih gantung," kata Jati.

Menjadi pembantu rumah tangga bukan hanya sekali ini, tetapi sebelum keberangkatan yang terakhir Sri Wahyuni juga pernah ke Arab Saudi bekerja menjadi pembantu rumah tangga.

Pihak keluarga berharap supaya pemerintah dan pihak terkait bisa membantu agar Sri Wahyuni bisa segera kembali ke Indonesia. Pihak Disnakertrans Kabupaten Bantul mengklaim sudah melakukan pelacakan, baik di tingkat provinsi maupun pusat, terkait kasus ini.

Didik Warsito, Kepala Disnakertrans Kabupaten Bantul, mengatakan turut prihatin atas kejadian yang menimpa salah satu warga Bantul tersebut. "Kami pastikan TKI ini berangkatnya dari Jakarta karena memang sejak tahun 2008 kami sudah tidak mengirim TKI untuk pembantu rumah tangga. Sesuai imbauan gubernur untuk mengirim TKI yang terdidik dan terampil," kata Didik Warsito.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com