Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Liontin Dewi Kwan Im Menuntun ke Pembunuh Livia

Kompas.com - 26/08/2011, 21:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sesosok mayat perempuan tak beridentitas ditemukan seorang penggembala sapi yang sedang mencari hewan ternaknya pada Minggu (21/8/2011) pagi.

Sang penggembala kaget. Pasalnya, kondisi mayat yang mengenakan rok dan kemeja itu sangat mengenaskan dan sulit dikenali. Kulitnya tampak hitam seperti terpanggang lantaran diceburkan ke dalam selokan yang penuh dengan limbah hitam.

Sekujur tubuhnya pun membengkak karena diduga tewas sudah berhari-hari. Roknya pun sudah melorot hingga lutut sehingga terlihat celana dalamnya. Di sekitar mayat tidak ditemukan identitas mayat perempuan itu.

Penemuan mayat itu langsung dilaporkan sang penggembala ke Polsek Cisauk, Tangerang. Setelah diteliti, polisi sempat memperkirakan mayat itu bukanlah korban perampokan. Pasalnya, polisi menemukan kalung berliontin Dewi Kwan Im yang masih terpasang di leher korban.

Sehari setelah penemuan mayat ini, polisi akhirnya memegang identitas mayat. Siapa yang sangka berkat liontin yang masih menggantung di leher korban, polisi mengetahui bahwa mayat itu adalah Livia Pavita Soelistio (20), mahasiswi berprestasi dari Universitas Bina Nusantara yang diberitakan media massa menghilang sejak 16 Agustus 2011.

"Ya, liontin itu menjadi pembuka semuanya," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Ferdy Sambo, Jumat (26/8/2011), dalam jumpa pers di Dapur Kuring, Jakarta.

Setelah mengetahui identitas mayat itu pula, polisi mulai menyisir keterangan saksi sehingga berhasil membekuk empat orang tersangka, yakni RH (24), IN (22), SR (52), dan AB (18). Sementara dua orang lainnya masih buron.

"Diketahui motifnya murni karena mau merampok. Tapi karena melawan, korban akhirnya dicekik sampai tewas setelah itu diperkosa," ungkap Ferdy.

Dia mengatakan, liontin Dewi Kian Im milik Livia tak sempat dirampas lantaran pelaku panik. "Karena panik korban tewas, dia enggak sempat ambil kalung itu. Kami bersyukur juga liontinnya tidak sampai diambil karena itu yang jadi penanda dari orang tuanya," kata Ferdy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com