Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa Asrama Dijotos Guru

Kompas.com - 28/09/2011, 14:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang siswa kelas IX SMP Islam Terpadu Insan Al-Mubarak, Joglo, Kembangan, Jakarta Barat, menjadi korban arogansi sang guru di dalam lorong asrama yang ditinggali guru dan murid sekolah itu. Ade Sukma Fachrurrodzi (14) pingsan setelah dua kali mendapatkan bogem mentah dari guru bahasa Arabnya, Kho (25), pada Kamis (22/9/2011).

Ayah Ade, Boeing, menuturkan bahwa peristiwa bermula saat anaknya bersama siswa-siswa lain sedang bercanda bersama sang guru di dalam asrama. Di tengah candaan itu, Kho pamit masuk ke dalam kamarnya karena merasa lelah dan harus melanjutkan tugas skripsi. Beberapa anak pun membubarkan diri. Sementara Ade memutuskan untuk mandi di kamar mandi asrama. Ternyata, seusai anak-anak membubarkan diri masih ada murid yang bermain-main di depan kamar Kho.

"Anak saya selesai mandi lewat lorong itu melihat ada seorang anak yang menggedor-gedor pintu guru itu," ungkap Boeing, Rabu (28/9/2011), saat dihubungi wartawan. Karena kesal dengan tingkah laku anak itu, Kho pun berteriak dari dalam kamarnya. "Yang ganggu terus, nanti hidupnya nggak barokah," ungkap Boeing menirukan perkataan Kho.

Anak itu kemudian kembali menggedor pintu Kho dan langsung kabur. Kho yang tak bisa menahan amarahnya langsung membuka pintu kamar dan melihat Ade sedang berada di lorong itu. Ia pun menyangka Ade-lah yang sedari tadi mengganggunya. Tanpa bisa menjelaskan peristiwa itu, Ade langsung mendapatkan bogem mentah di punggunya dari pukulan tangan kiri Kho.

Akibatnya, Ade terhuyung, tetapi Kho tidak juga menghentikan aksinya. Ia kembali memukul Ade di pelipis bagian kanan hingga berdarah. Ade kemudian rubuh dan tak sadarkan diri. "Beberapa anak yang melihat kejadian itu langsung berteriak anak saya berdarah. Anak saya ditolong dan dilarikan ke RS Polri, sedangkan guru itu nggak menolong apa-apa," kata Boeing.

Setelah peristiwa ini terjadi, tidak ada niat baik dari pihak sekolah. Boeing akhirnya melaporkan penganiayaan ini ke Polrestro Jakarta Barat. Setelah peristiwa itu banyak diketahui orang, pihak sekolah, dikatakan Boeing, baru tergerak. Namun, tindakan sekolah diakui Boeing tidaklah cukup. "Mereka hanya kirim SMS mau ngomongin masalah ini. Namun, saya ingin ini formal dan ditanggapi serius, jangan melalui SMS atau telepon. Paling tidak, surat panggilan resmi," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com