Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Perumahan Elite Enggan Urus E-KTP

Kompas.com - 29/09/2011, 19:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses pembuatan kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP di seluruh wilayah administrasi DKI Jakarta sejak 1 Agustus 2011 belum merata. Hal ini antara lain disebabkan sosialisasi yang minim tentang pembuatan e-KTP dan keengganan warga untuk mengurus sendiri.

"Kehadiran warga dari beberapa kalangan sangat minim. Tampak kesibukan bekerja membuat mereka sulit meluangkan waktu untuk membuat eE-KTP," kata Warisih selaku Kepala Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta Selatan, Kamis (29/9/2011).

Warisih mengatakan, umumnya warga yang tinggal di kawasan pemukiman menengah ke atas enggan mengurus sendiri pembuatan e-KTP tersebut. Ini terjadi di Kelurahan Melawai, Kebayoran Baru, Selong, Senayan.

"Kami telah memberikan sosialisasi dan mengirimkan undangan pembuatan e-KTP. Namun, belum setengahnya dari warga di pemukiman menengah ke atas tersebut hadir untuk proses pembuatan e-KTP," ujarnya.

Kendala lain yang dihadapi dalam pembuatan e-KTP adalah kerusakan jaringan server mesin pembuatan E-KTP yang menghubungkan perangkat mesin di setiap kelurahan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Meskipun demikian, Warisih belum berani memastikan dugaan adanya kerusakan mesin perangkat pembuat e-KTP. Setiap kali ada gangguan pada mesin pembuatan e-KTP, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Kemendagri.

"Kemarin server mesin di Srengseng Sawah sempat rusak. Hal seperti ini kita langsung koordinasikan dengan pusat (Kemendagri) untuk segera diperbaiki," katanya.

Di Jakarta Selatan, ada 10 kecamatan dan 65 kelurahan dengan jumlah warga wajib KTP mencapai 449.276 jiwa. Hingga 26 September 2011 pembuatan e-KTP terbanyak berada di Kelurahan Petukangan Utara. Adapun di Kelurahan Cikoko dan Kelurahan Mampang Prapatan, yang menjadi percontohan pembuatan E-KTP di Jakarta Selatan, belum semua warga wajib KTP telah mengikuti pembuatan e-KTP. "Ada 466 orang. Kelurahan lain tetap kita ingatkan untuk segera membuat," ujar Warisih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com