Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Tak Jadi Pendorong

Kompas.com - 20/12/2011, 02:57 WIB

Jakarta, Kompas - Komite Ekonomi Nasional menilai, kelambatan daya serap anggaran semakin memburuk empat tahun terakhir. Kelambatan ini menyebabkan daya dorong kebijakan fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi kurang optimal.

Dalam paparan Prospek Ekonomi Indonesia 2012 di Jakarta, Senin (19/12), Komite Ekonomi Nasional (KEN) menghitung, apabila pada akhir tahun tersisa uang pemerintah di Bank Indonesia Rp 100 triliun, Indonesia akan kehilangan potensi pertumbuhan tambahan sebesar 0,7 persen. Kehilangan potensi itu merupakan dampak langsung, belum termasuk dampak berantainya.

Paparan KEN itu disampaikan melalui tayangan video dan diberi pengantar oleh Ketua KEN Chairul Tanjung. Wakil Ketua KEN M Chatib Basri, Sekretaris KEN Aviliani, dan anggota KEN lainnya juga hadir. Paparan tersebut ditanggapi Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi.

KEN optimistis pertumbuhan ekonomi 2012 sebesar 6,3-6,7 persen. Pertumbuhan di tengah gejolak krisis global tersebut akan ditolong oleh pasar domestik yang besar. KEN juga menyampaikan sejumlah rekomendasi. Salah satu rekomendasi adalah meminta pemerintah pusat dan daerah menjadi penggerak ekonomi 2012. ”Perbaikan penyerapan anggaran sudah sangat mendesak,” demikian rekomendasi KEN.

Secara terpisah, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan, khusus untuk belanja modal, misalnya, penyerapan sampai dengan 7 Desember 2011 baru 63 persen dari belanja modal yang sebesar Rp 141 triliun. Berarti, belanja modal yang belum terserap Rp 52,17 triliun. Serapan anggaran sampai dengan akhir tahun diperkirakan sekitar 90 persen. Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Ansari Bukhari menjelaskan, dari total anggaran Rp 2,2 triliun, sampai akhir tahun ini akan terserap 85 persen.

”Kita harus realistis. Kalau sudah lima tahun penyerapan tetap masih rendah, itu artinya ada sistem yang salah. Apakah sistem pembahasan yang salah atau kompetensi penanggung jawab anggaran yang masih rendah,” kata Agus.

Hatta Rajasa mengamati, penyebab lambatnya penyerapan anggaran adalah desain proyek yang kurang baik, proses tender yang bertele-tele, dan pencairan uang yang bermasalah. ”Namun, untuk tahun 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah menginstruksikan, setelah DIPA (daftar isian pelaksanaan anggaran) diserahkan, langsung ditender,” kata Hatta.

Sofjan Wanandi berharap pemerintah dan dunia usaha bersama-sama menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi tahun 2012. (LAS/OSA/BUR/GUN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com