Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susuri Ciliwung, Faisal Basri Prihatin

Kompas.com - 24/12/2011, 18:51 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Usai menyusuri Sungai Ciliwung, Faisal Basri salah satu calon gubernur DKI Jakarta perwakilan independen, mengaku prihatin dengan kondisi sungai. Ia tidak menyangka tumpukan sampah ada di sepanjang sungai tersebut. Ia juga berkelakar jangan-jangan sungai tersebut merupakan tempat sampah terbesar di dunia. Hal tersebut dikatakan Faisal Basri usai 5,5 jam menyusuri Sungai Ciliwung di Komunitas Ciliwung Condet, Jakarta Timur (24/12/2011).

"Saya nggak nyangka bisa sebanyak itu sampahnya, banyak kelok-kelokan yang ada sangkutan sampahnya, itu harus diperhatikan secara seksama. Barangkali sungai ini jadi tempat pembuangan sampah terbesar di dunia," ujarnya.

Faisal beserta rombongan berangkat dari titik Sungai Ciliwung di daerah Pondok Cina, Depok dan berakhir di Balekambang, Condet, Jakarta Timur. Dengan menggunakan perahu karet, Faisal beserta rombongan kerap mengalami kesulitan dalam melintas di sungai tersebut akibat sampah yang bertumpuk-tumpuk.

Faisal juga teringat peristiwa banjir pada tahun sebelumnya yang semakin buruk hingga saat ini. "Berton-ton sampah berasal dari warga kita sendiri dan ditampung oleh sungai menyebabkan korban harta dan nyawa. Kita ingat kan banjir 2007, dimana 70 persen warga Jakarta terkena imbasnya," katanya.

Faisal menganggap selain peran pemerintah, keterlibatan masyarakat menjadi faktor utama dalam memperbaiki kondisi Ciliwung. "Kuncinya itu di masyarakat sebenarnya, saya bangga dengan teman-teman komunitas Ciliwung, mereka bisa melibatkan warga sekitar," tambahnya.

Selama perjalanan, Faisal turut mengungkapkan apresiasinya terhadap pihak swasta yang ikut memberikan perhatian pada lingkungan Sungai Ciliwung. Ia malah menyayangkan Pemprov DKI Jakarta yang dirasa masih kurang perhatian terhadap kondisi sungai tersebut. "Kita lihat inisiatif swasta sudah bagus seperti Gunadarma tadi dibuat tumpukan dinding rapih, tampaknya sentuhan pemerintah masih kurang, ke depan harusnya itu diperkuat," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com