Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Natal Jemaat GKI Yasmin

Kompas.com - 25/12/2011, 14:27 WIB
Roderick Adrian Mozes

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com — Cerahnya cuaca pada Minggu (25/12/2011) di Kompleks Taman Yasmin, Bogor, Jawa Barat, memberikan ketenangan hati. Sejumlah warga sekitar tampak melakukan berbagai kegiatan. Ada yang berlari pagi, ada pula yang bersepeda. Begitu juga para pedagang kaki lima yang menjual aneka sarapan pagi.

Namun, cerah dan ketenangan pagi tepat pada hari Natal ini tidak bisa dirasakan oleh puluhan anggota jemaat Gereja Kristen Indonesia Yasmin (GKI Yasmin). Konflik mengenai izin mendirikan bangunan gereja masih menjadi alasan mereka tidak bisa merayakan dan menjalankan ibadah Natal di gereja tersebut untuk kedua kalinya.

Pertigaan Jalan KH Soleh Iskandar menuju Jalan Raden KH Abdulah Bin Nuh sejak pagi telah ditutup polisi, sejumlah anggota satuan Brimob, dan satu mobil meriam air yang sudah disiagakan.

Bahkan, Kompas.com harus memutar lewat perumahan warga Kelurahan Curug untuk mencapai lokasi ibadah. Ibadah rencananya akan dilangsungkan di depan trotoar bangunan gereja yang disegel Pemerintah Kota Bogor. Akan tetapi, garis polisi dengan radius sekitar 200 meter telah terpasang sehingga jemaat tidak bisa mendekat ke lokasi ibadah.

Akhirnya, Pendeta Esakatri Parahita yang akan memimpin ibadah bersama sejumlah penatua hanya bisa berkumpul di depan pintu gerbang perumahan Taman Yasmin, tidak jauh dari supermarket Giant. Tepat di seberang warga jemaat GKI Yasmin, tampak sejumlah warga yang menentang keberadaan gereja itu. Sesekali mereka berteriak meminta polisi membubarkan jemaat GKI Yasmin.

Meski polisi dan Satpol PP menurunkan cukup banyak personelnya, hanya dua lapis pagar betis polisi yang memisahkan kedua pihak tersebut.

"Jangan kami yang ditangkap, itu mereka yang mau ibadah yang ditangkap," kata salah seorang warga penentang.

Para jemaat GKI Yasmin pun mengalah. Sebelum meninggalkan lokasi ibadah, mereka berdoa sejenak dalam hening, sambil menyalakan lilin.

Ibadah di rumah warga jemaat

Setelah gagal melaksanakan ibadah Natal di gereja, para jemaat pun bergeser dan pindah ke salah satu rumah warga jemaat. Di sanalah ibadah dilakukan. Ibadah berjalan khusyuk dan penuh sukacita, meski harus duduk berdesak-desakan karena sempitnya ruang.

Dalam khotbahnya, Pendeta Esakatri mengajak jemaat untuk melihat sukacita Natal dari dalam hati karena dari dalam hatilah sukacita Natal bermula. Dari hati, jemaat bisa merasakan bagaimana anugerah Allah begitu besar bagi umat manusia.

"Tuhan Yesus lahir di kandang domba. Bukan sebuah tempat yang layak dan nyaman. Seharusnya kita bersyukur masih bisa menjalankan ibadah di rumah ini," kata Pendeta Esakatri.

Bentuk dukungan juga datang dari sejumlah tokoh lintas iman, seperti putri mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Inayah Wahid; dan adik Gus Dur, Lily Wahid; artis Glenn Fredly; dan lembaga The Asian Muslim Action Network (AMAN).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com