Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KAI Usulkan Satu Tarif

Kompas.com - 20/01/2012, 03:31 WIB

Jakarta, Kompas - Untuk mengurangi kepadatan penumpang kereta rel listrik, PT KAI berencana memberlakukan tarif tunggal dengan satu kelas pelayanan kereta di Jabodetabek. Dengan begitu, investasi dan pengembangan KRL bisa dipercepat. Perusahaan akan membicarakan masalah satu tarif ini dengan pemerintah.

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Ignasius Jonan, Kamis (19/1), mengatakan, tarif tunggal pelayanan kereta di Jabodetabek ini akan membantu pengembangan investasi KRL di masa depan.

”Dari perhitungan kami, tarif tunggal yang ekonomis adalah Rp 5.000-6.000 per penumpang untuk semua tujuan KRL di Jabodetabek. Masih dimungkinkan subsidi dari pemerintah untuk mengurangi tarif kereta itu. Namun, subsidi harus diberikan untuk semua penumpang KRL,” ujar Jonan di sela-sela kunjungan ke Pengawas Urusan Kereta dan Depo di Jabodetabek.

Dengan tarif itu, semua perjalanan dilayani dengan KRL berpendingin ruangan. Saat ini ada dua kelas pelayanan KRL, yakni ekonomi dan Commuterline.

KRL ekonomi mendapatkan subsidi berupa public service obligation (PSO) dari pemerintah, tetapi nilainya hanya Rp 800-Rp 900 per orang. Subsidi ini tidak setara dengan selisih tiket antara KRL ekonomi dan Commuterline. Sebagai contoh, tarif KRL ekonomi Bogor Rp 2.000 atau Rp 2.900 dengan PSO. Sementara tiket KRL Commuterline Bogor Rp 7.000.

Ketimpangan dana ini membuat pengembangan KRL sulit karena operasionalisasi KRL ekonomi harus ditutup dengan KRL Commuterline. Sementara PT KAI sudah ditugaskan Presiden untuk mengembangkan KRL Jabodetabek.

Dari perhitungan PT KAI, agar KRL sanggup mengangkut 1,2 juta penumpang per hari, dibutuhkan dana pengembangan Rp 5 triliun. Dana itu untuk pembelian 1.400 kereta dengan nilai Rp 1,4 triliun, perbaikan prasarana Rp 3,1 triliun, dan fasilitas pendukung Rp 500 miliar.

Dengan tarif tunggal Rp 6.000, Jonan optimistis bisa berinvestasi membeli KRL baru mulai tahun 2020. Semakin besar komponen tarif, semakin cepat pengadaan KRL baru bisa dilakukan.

Rencana ini, kata dia, akan dibicarakan dengan Kementerian Perhubungan selaku pemilik KRL ekonomi.

Secara terpisah, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S Erfan mengatakan, kementerian belum membahas secara khusus mengenai tarif tunggal KRL.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com