Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Apa Daya, Baru Dapat Dua Ribu Rupiah..."

Kompas.com - 22/01/2012, 21:48 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluhan silih berganti mengalir dari ratusan kaum dhuafa yang memenuhi halaman kompleks Wihara Dharma Bhakti, Petak 9, Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat, Minggu (22/1/2012). Nenek Atik (75),  salah satunya. Warga Cebokan, Glodok ini datang dengan tujuan bisa mengumpulkan angpau sebanyak-banyaknya dari warga yang merayakan Tahun Baru Imlek 2563 di tempat tersebut. Sayangnya, kenyataan berkata lain.

"Dari siang baru dapat 2 ribu (rupiah). Angpau-nya diembat sama satpam," keluhnya.

Ia mengatakan, agar tidak repot dan menghindari keributan antar "pemburu angpau", orang-orang yang merayakan Imlek biasanya menitipkan angpau kepada petugas keamanan. Dari satuan pengamanan atau satpam itulah uang tersebut kemudian dibagikan kepada warga yang menanti sesuai dengan nominal yang telah ditentukan. Sayangnya, beberapa kali mereka menyaksikan, angpau-angpau yang seharusnya dibagikan justru dikantongi oleh petugas yang diberikan amanah untuk membagikan.

"Baru dapat seribu (rupiah) mas. Tadi yang dititipin pura-pura nukar duit, terus menghilang," kata Nenek Mamih (80), yang datang dari Jembatan 5 Tambora, Jakarta Barat sejak Minggu pagi.

Hal yang sama diakui Lina (51), tetangga Nenek Mamih. Ia mengungkapkan, jika dibagi pun sebagian angpau telah dikantongi orang pertama yang diserahi uang tersebut. Dengan jumlah kaum dhuafa yang mencapai ratusan orang, masing-masing orang hanya kebagian antara Rp 1.000 - Rp 2.000.

"Apalagi kami enggak mungkin rebutan sama yang muda-muda," kata Lina yang asli Slawi, Jawa Tengah itu.

Dari dua keributan kecil saat pembagian angpau, masing-masing pada pukul 17.16 WIB dan 20.15 WIB, kebanyakan yang berebut angpau adalah anak-anak dan orang muda. Dua anak kecil sempat terkena tendangan seorang pria yang diserahi tugas membagi-bagikan angpau. Melihat kejadian itu, Atik lantas mengeluhkan anak dan cucunya.

"Mereka mana mau ikut-ikutan acara kayak gini. Ya, terpaksa orang tua seperti saya yang harus ke sini. Hasilnya ya seperti ini," kata Atik ketus.

Nenek Mamih juga mengaku terpaksa menahan lapar karena uang yang diperoleh belum seberapa. Melihat kondisi yang ada, Nenek Mamih dan Lina tidak berharap banyak.

"Semoga bisa dikumpulin buat ongkos pulang aja," kata Lina.

Meski demikian, ketiganya tetap memilih bertahan hingga tengah malam nanti, saat malam pergantian tahun. Sementara itu, di halaman luar kompleks wihara terdapat kelompok-kelompok fakir miskin lainnya. Mereka tidak dapat masuk karena area yang disediakan bagi kaum dhuafa telah dipenuhi oleh mereka yang datang lebih awal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com