Unjuk Rasa Buruh Lumpuhkan Produksi di Cikarang

CIKARANG, KOMPAS.com - Dua aliansi buruh di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, bergabung menggelar unjuk rasa dengan melumpuhkan aktivitas produksi kawasan industri setempat, Jumat (27/1/2012).

Dua aliansi buruh itu adalah Buruh Bekasi Bergerak (BBB) yang mengklaim memiliki ratusan ribu buruh dari empat serikat pekerja yakni, SPSI, SPN, GSPMII dan FSPMI.

Sementara Aliansi Sekretariat Bersama (Sekber) juga mengklaim memiliki jumlah massa yang sama dari tujuh serikat pekerja setempat yakni FPBJ, Gesburi, GSPB, FDB, GSBI, PSPOI, dan KASBI.

Juru bicara aliansi BBB, Fathony mengatakan pihaknya membagi massa ke dalam tiga rombongan, yakni rombongan penyisir, sosialisasi, dan orasi dengan menutup sejumlah akses transportasi darat.

"Aksi penyisiran sudah dilakukan sejak pukul 05.00 WIB. Massa akan dikumpulkan di Simpang Patung Kuda Jababeka II Cikarang sebagai pusatnya dan bergerak sesuai misi masing-masing rombongan," katanya.

Menurut dia, target pelumpuhan adalah perusahaan yang hingga kini belum melaksanakan Upah Minimum Kabupaten (UMK) 2012 yang jumlahnya terdata sebanyak 109 perusahaan dari berbagai sektor industri seperti otomotif, elektronik, dan konfeksi.

"Kami beri mereka waktu sampai pukul 10.00 WIB untuk pengusaha segera menandatangani kesepakatan UMK 2012 bersama perwakilan serikat pekerja masing-masing. Kalau tidak, kami akan paksa pekerjanya keluar dari lingkungan pabrik," katanya.

Fathony menambahkan, aksi kali ini hanya permulaan dari rangkaian aksi berikutnya yang dijadwalkan berlangsung pada Senin (30/1), dengan massa yang lebih banyak lagi.

"Aksi sekarang hanya permulaan. Kami kecewa dengan putusan hakim PTUN yang memenangkan gugatan Apindo terkait UMK 2012 yang dinilai cacat administrasi," katanya.

Secara terpisah, Koordinator Aliansi Sekber Kabupaten Bekasi, Nining Elitas, mengaku akan berkoordinasi bersama aliansi BBB untuk bergabung dalam rombongan di Simpang Patung Kuda Jababeka II dan bergerak menutup akses jalan utama dan pintu tol kawasan industri setempat untuk melumpuhkan aktivitas produksi.

"Kami memiliki massa dari 4.831 pabrik yang beroperasi di Kabupaten Bekasi," ujar Nining.