Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Vita Jadi seperti Orang Linglung

Kompas.com - 28/01/2012, 08:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepergian Ruspitasari Siahaan (13) atau yang akrab dipanggil Vita selama dua minggu lebih menimbulkan permasalahan serius bagi keluarganya. Edison Siahaan (55), ayahnya, mendadak linglung. Ia menjadi "lupa" cara memegang martil, gergaji, dan paku. Tangannya yang kokoh tak lagi akrab dengan perkakas yang menjadi alat kerjanya sejak satu setengah tahun lalu. Hidupnya kini hanya berjalan ke sana kemari.

Di sebuah bangunan mirip bengkel, Edison menghabiskan hari-harinya memasang per untuk industri rumah tangga kasur pegas. Ia bekerja bersama temannya, Halasan (40). Per hari, duet ini menghasilkan 15 sampai 20 kerangka ranjang kasur pegas.

"Semuanya berubah setelah anaknya menghilang dari rumah. Semua teman di bengkel ini tahu. Sejak itu dia keluar kerja," ujar Halasan kepada Tribunnews.com, saat ditemui di bengkel pembuatan kasur pegas industri rumah tangga di Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (27/1/2012).

Edison tampak terpukul, setelah mengetahui putri bungsu hasil perkawinan dengan Lili Satriani (50) meninggalkan rumah tanpa warta. Sesekali, Edison mendatangi tempat kerjanya. Tatapannya datar. Tak jarang, pria bertubuh tegap, berkulit hitam ini menyeruput kopi. Namun tidak ada obrolan. Dia hanya melamun. Halasan yang bekerja di dekatnya tak diajaknya mengobrol. 

Beberapa warga yang rumahnya sering dilewati Edison berjalan, mengungkapkan hal yang sama. Edison kini berubah. "Sejak anaknya hilang, dia kurang tanggap sama warga. Seperti orang linglung. Kadang saya serba salah menegurnya," ujar Ibu Samin.

Sebelum putrinya menghilang, Edison dikenal sebagai sosok yang ramah. Dia selalu menyapa warga. "Bapaknya Vita ini suka mengobrol. Ikut gotong-royong sewaktu warga bersih-bersih jalan. Orangnya suka humor. Pernah anak saya, Dodi, ketika ada PR membuat kubus sekolah, Bapak Vita yang membantu membuatnya," ujar Ibu Samin.

Kira-kira pukul 13.00 WIB, Edison terlihat di depan rumahnya, Gang Mangga Nomor 70 RT 08 RW 02 Cipayung. Di rumah kontrakan ini, keluarga Edison sudah tinggal setahun. Tak ada senyum di wajahnya, meski kabar suka diterimanya: Vita sudah ditemukan di Sorong, Papua Barat.

Entah apa yang menjadi alasan Edison sampai-sampai tak ikut menemui Vita di Polda Metro Jaya. Ini berlainan dengan Lili, dan Maruli Siahaan, anaknya yang pergi ke Polda Metro Jaya menemui Vita. Tribunnews berusaha mewancarai Edison, tapi ia memilih menjauh.

Sebagai bapak, Edison pantas kehilangan. Pada hari Vita menghilang, Edison masih melihat putrinya itu. Ia tak menyangka kantong plastik hitam yang dibawa Vita adalah pakaian, untuk persiapan kabur.

Edison sempat menanyakan plastik apa gerangan yang dibawa Vita. Waktu itu Vita menjawab hanya plastik sampah bekas bungkusan dari supermarket. Terus Vita pamit untuk membuangnya. Dan, Edison mengizinkan Vita ke luar rumah.

Tak lama, Vita kembali ke rumahnya. Edison masih di rumah. "Enggak lama Vita izin lagi ke warnet, dan bapaknya mengizinkan. Habis itu dia tak kembali ke rumahnya," cerita Agustina Sianturi (50), tetangga Edison.

Cerita kepergian Vita didapat Agustina dari cerita Edison langsung. Dari informasi yang beredar, di hari Vita kabur, teman-temannya masih melihat dia main di warnet yang berjarak 300 meter dari rumahnya. Setelah itu, tak ada cerita lagi karena Vita pergi entah ke mana.

Sejak menghilang dari rumah, Edison ke sana kemari mencari Vita. Ia keluar masuk gang di daerah dekat rumahnya. Tiap orang yang dia kenal selalu dititipi pesan yang sama. "Kalau melihat Vita kasih tahu saya ya," begitu pesan Edison yang didapat Nani, teman ibunda Vita, Lili.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com