Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekerasan Impulsif oleh Anak-anak

Kompas.com - 21/02/2012, 10:37 WIB

KOMPAS.com - Membaca berita tentang penusukan seorang anak SD oleh teman baiknya sendiri membuat saya kembali prihatin. Kasus yang menimpa siswa SD Negeri Cinere 1, SM (12), yang ditemukan nyaris tewas di got Perumahan Bukit Cinere Indah, Cinere, Kota Depok, Jawa Barat dengan delapan luka tusuk di perut, tangan, dan betis. Anak pasangan tunanetra ini diduga ditusuk teman sekelasnya, Amn (13). Peristiwa itu dipicu oleh pencurian telepon seluler milik SM oleh Amn, Rabu lalu (Kompas.com 18 Feb 2012).

Bayangkan seorang anak kecil yang belum juga mencapai masa remaja akhir sudah mampu melakukan perbuatan yang kita anggap keji itu. Lebih mengherankan lagi diketahui bahwa Amn dan SM ini sebenarnya adalah teman baik. Amn juga dikenal sebagai anak baik-baik oleh keluarga dan lingkungan sekitarnya. Dia bukanlah anak yang terkenal nakal atau sering melakukan hal-hal yang meresahkan.

Ada hal apa yang terjadi pada Amn (13) yang tega melakukan perbuatan melukai temannya sendiri ? Apalagi penusukan yang dilakukannya bukan hanya sesuatu yang hanya bermaksud melukai saja, tetapi seperti berniat untuk menghabisi nyawa karena dilakukan sampai 8 kali. Lebih menyesakan lagi karena setelah melakukan hal tersebut dia berinisiatif membuang temannya di got, mungkin dengan niat agar tidak diketahui orang. Kesetanankah dia ? Atau ada hal yang bisa menjelaskan hal ini ?

Kekerasan impulsif

Apa yang terjadi pada Amn (13) yang diketahui tidak memiliki riwayat perilaku kekerasan terhadap orang lain mungkin adalah sesuatu Kekerasan Impulsif.  Kekerasan Impulsif adalah suatu reaksi yang tidak terkontrol, yang mempunyai potensi melukai orang lain yang terjadi setelah peristiwa yang dianggap membahayakan individu yang melakukan kekerasan.

Pada kasus Amn (13) dan SM (12) ini, kejadian yang memicu adalah ketahuannya Amn oleh SM mencuri HP miliknya yang baru saja dibelikan oleh ayahnya SM sebagai hadiah khitanan. Ketakutan atau rasa malu membuat Amn berbuat nekat dan impulsif dengan melukai SM. Yang tidak masuk di akal adalah ada kesan memang hal yang dilakukan Amn adalah untuk menghabisi nyawa SM agar perbuatan tersebut tidak menyebar. Kalau ini yang benar terjadi sungguh sangat meyesakkan jika kekerasan seperti ini bisa terjadi pada diri anak yang masih sangat muda itu.

Walaupun pada banyak kasus kekerasan impulsif oleh anak biasanya masalah pemicunya sepele, namun reaksi perilaku yang diberikan oleh anak yang mengalami masalah ini terkadang lebih dari yang dibayangkan. Menendang, memecahkan barang-barang, memukul dan melukai diri sendiri adalah sebagian reaksi perilaku yang dilakukan oleh anak yang melakukan kekerasan impulsif. Selain itu berteriak, memaki, bicara kasar dan kotor/vulgar adalah reaksi verbal yang juga sering dilakukan oleh anak yang mengalami hal ini.

Pertanyaannya adalah di mana si anak belajar melakukan ini ? Dari contoh kasus Amn dan SM, kita bertanya darimana pisau yang dipakai untuk menusuk didapatkan? Apakah ini sesuatu yang direncanakan ? Bagaimana Amn bisa begitu tega menusuk SM berulang kali lalu membuangnya ke got ?

Melihat contoh

Anak adalah seorang peniru ulung. Segala gerak geriknya pada awal masa kehidupan didapatnya dari meniru orang di sekitarnya. Orang tua dan keluarga adalah tempat belajar pertama kali. Selanjutnya lingkungan akan berkontribusi lebih banyak lagi dalam membuat si anak belajar hal-hal baru termasuk dalam mengungkapkan perasaan dan berperilaku.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com