Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petaka Ketika Cinta Terbalut Kebencian...

Kompas.com - 14/03/2012, 09:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Senyum manis terkembang pada wajah kakak beradik TY (19) dan Bt (17) saat ditemui di ruang tahanan Kepolisian Resor Jakarta Utara, Selasa (13/3/2012). Tak tampak beban menggelayuti pikiran kedua gadis asal Riau itu.

Padahal, keduanya tersangka pelaku penganiayaan yang direncanakan pada seorang kasir department store, Ahmad Sajidin (29), dengan menggunakan air keras, Selasa lalu. Sajidin yang sempat dirawat satu hari di RS Pantai Indah Kapuk, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, akhirnya tewas karena sebagian air keras yang disiramkan ke wajahnya tertelan. Cairan kimia itu merusak kerongkongan dan organ rongga dadanya.

Penganiayaan itu terjadi karena TY dendam terhadap Sajidin yang tak mau bertanggung jawab atas kehamilan yang ditanggungnya saat ini. TY kemudian meminta tolong adiknya, Bt, untuk menyiramkan air keras ke wajah Sajidin sebagai pelajaran. ”Saya kesal, dia tidak juga mau bertanggung jawab atas kehamilan saya ini. Bahkan, dia juga tidak mau ikut menanggung biaya kelahiran dan menghidupi anak ini,” tutur TY.

Padahal, sejak berpacaran, pertengahan 2011, hubungannya dengan Sajidin harmonis. Di kala Sajidin sakit, TY mengaku selalu merawatnya. Saat Sajidin tak memiliki uang, TY juga selalu membantunya.

Namun, ketika kandungan TY sudah berusia tujuh bulan, Sajidin malah mengaku mau pulang kampung di Cirebon, Jawa Barat, untuk menikah dengan tunangannya.

Pengakuan Sajidin membuat TY semakin kalut. Apalagi, selama tiga bulan terakhir, TY terpaksa keluar dari pekerjaannya sebagai pelayan toko di kawasan Pluit karena tak kuat menanggung malu atas kehamilannya.

Gadis manis berkulit kuning langsat ini jadi hilang akal sehingga sempat menghilang dan meninggalkan rumah kontrakannya. ”Saya jalan keliling Jakarta, enggak tahu mau ke mana lagi,” ujarnya.

Hingga saat bangun pagi pada Selasa, sebelum peristiwa penganiayaan terjadi, terlintas dalam pikiran TY untuk memberikan pelajaran kepada Sajidin. Adiknya, Bt, yang sedih melihat kondisi kakaknya langsung menuruti keinginan kakaknya itu.

”Saya kasihan melihat kakak saya seperti ini,” ucap Bt yang sehari-hari bekerja sebagai pelayan di tempat biliar.

Bt kemudian meminta bantuan dua temannya, AK (23) dan PJ (26). Dengan diantarkan AK, Bt membeli air keras di Pasar Pagi Mangga Dua. Menjelang siang hari, AK dan Bt yang berboncengan sepeda motor dan ditemani PJ yang mengendarai sepeda motornya sendiri menjemput Sajidin di rumah kosnya di Jalan Pluit Murni 5 Nomor 32, Penjaringan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com