JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Ramadhan Pohan menyatakan, aksi penurunan foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Gedung DPR oleh aktivis mahasiswa Bandung, Rabu kemarin, bukan sekadar aksi anarkistis.
Di balik aksi-aksi tersebut, katanya, ada dalang dan pihak-pihak yang menyuruh para aktivis menjalankan aksinya.
"Jadi, anarkisme itu hanya rekayasa dan provokasi saja. Saya menduga ada yang menyuruh mereka. Proses hukum harus dijalankan terhadap para pelaku dan mereka yang diduga sebagai dalangnya," kata Ramadhan, Kamis (15/3/2012).
Menurut Ramadhan yang juga Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR ini, Kepolisian Daerah Metro Jaya yang sudah menahan para aktivis tersebut harus dapat mengungkap dalang aksi pelecehan simbol negara.
"Harus ditangkap siapa pun di balik aksi itu. Anarkisme itu saya kira bukan karakterisitik mahasiswa," ujar Ramadhan.
Ramadhan menambahkan, aksi anarkisme oknum mahasiswa itu telah merusak dan melecehkan Presiden yang dihormati.
"Aksi itu tak bisa diterima. Tanpa perlu menunggu aduan masyarakat, polisi memang harus segera bertindak. Aksi perusakan dan pelecehan simbol negara tak bisa dibiarkan. Jangan dicuekin dan diremehkan," tutur anggota Komisi II DPR itu.
Terhadap para politisi oposisi, Ramadhan berharap mereka juga tidak menolerasnsi aksi tersebut. Sebab, jika oposisi salah bersikap, hal itu bisa dijadikan pembenaran para pelaku anarkisme lainnya. Bahkan, menjadi penyemaian preseden buruk.
"Makanya, oposisi harus ikut mengutuk aksi tersebut," kata Ramadhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.