Maumere, Kompas
”Korban tewas adalah Amir (60), warga Desa Adonara, Kecamatan Adonara, Flores Timur, karena tertimpa dinding rumahnya yang roboh ketika angin kencang pada Jumat malam,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur Paulus Igo Geroda, Sabtu (17/3), yang dihubungi dari Kabupaten Sikka.
Selain merusak rumah warga, angin kencang juga mengakibatkan jalur di kawasan Boru, Kecamatan Wulanggitang, perbatasan Flores Timur-Sikka sepanjang 10 kilometer nyaris putus. Selain itu, banyak titik tanah longsor yang hampir menutup badan jalan.
Di Kecamatan Titehena, 20 hektar persawahan di kawasan Konga terendam air karena Sungai Waikelak meluap dan jaringan listrik terputus karena tertimpa pohon tumbang.
Kepala BPBD Kabupaten Sikka Silvanus Tibo mengatakan, bencana angin kencang telah merusak sekitar 75 rumah yang tersebar di Kecamatan Alok, Taibura, dan Mapitara. Kerusakan rumah umumnya atap terangkat atau tertimpa pohon tumbang.
Dua gempa tektonik melanda Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Sabtu, di Kabupaten Sikka dan Flores Timur. Gempa tidak berlangsung bersamaan, melainkan berselang beberapa menit. Kedua gempa tidak berpotensi tsunami.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Kupang, gempa pertama berkekuatan 4,7 skala Richter (SR) terjadi di Sikka, pukul 09.38 Wita. Pusat gempa 210 kilometer (km) timur laut Maumere di kedalaman 615 km.
Warga Kota Maumere, Sikka, umumnya tidak merasakan getaran sehingga kepanikan tak timbul dan mereka tetap beraktivitas. Gempa kedua berkekuatan 5,2 SR terjadi pukul 09.49 Wita di Flores Timur.
Dari Sukabumi, Jawa Barat, dilaporkan, lahan persawahan seluas 21 hektar di Kampung Ciawi Tali, Desa Cimenteng, Kecamatan Curugkembar, Kabupaten Sukabumi, rusak akibat tertimbun tanah longsor dan ambles.