Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Minoritas Bukan Kendala

Kompas.com - 19/03/2012, 11:35 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan bersama Partai Gerakan Indonesia Raya secara resmi telah menyatakan akan mengusung Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo, sebagai kandidat DKI 1. Namun, kedua partai ini masih belum menetapkan pilihan siapa bakal calon wakil gubernurnya.

Beberapa nama, seperti Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Fadli Zon, dan Deddy Mizwar, sempat disebut-sebut akan mendampingi Jokowi. Namun, partai masih melihat plus dan minus menduetkan ketiganya dengan Jokowi.

Ahok, misalnya. Pria keturunan Tionghoa ini dikhawatirkan justru akan menurunkan elektabilitas Jokowi. Kendati sempat diragukan, Ahok menepisnya dengan bukti nyata.

"Kekhawatiran sekelompok orang PDI-P yang memasang non-Muslim dan Tionghoa bisa turunkan elektabilitas Jokowi? Mereka lupa saya pernah jadi Bupati di daerah Masyumi di Belitung Timur yang 93 persen Muslim," ucap Ahok dalam perbincangan dengan Kompas.com melalui Blackberry Messenger, Senin (19/3/2012).

Ahok menjadi Bupati Belitung Timur pada periode 2005-2010 berpasangan dengan Effendi Khoirul. Padahal, Belitung Timur merupakan lumbung suara Partai Bulan Bintang (PBB) di Pemilu 2004. Saat itu, Ahok hanya didukung partai "kecil", seperti Partai Nasionalis Banteng Kemerdekaan (PNBK) dan Partai Indonesia Baru (PIB).

Pada pemilu legislatif tahun 2004, pasangan ini bahkan mengalahkan calon yang diusung PBB di Manggar, ibu kota Kabupaten Belitung Timur. Padahal, Manggar adalah kampung halaman mantan Ketua Umum DPP PBB Yusril Ihza Mahendra dan menjadi basis utama PBB saat itu.

Ahok menilai masyarakat tidak lagi bodoh dengan hanya melihat latar suku atau agama. "Ada sesuatu yang dinilai rakyat, yaitu karakter yang teruji menjadi pelayan masyarakat dan merakyat. Aku sudah membuktikannya di Belitung Timur," ujar Ahok.

Ahok menyatakan dirinya sudah merasa cocok dengan karakter Jokowi yang berani, jujur, dan merakyat. "Kami sempat bertemu dan memiliki visi yang sama kalau pemimpin harus punya akses langsung ke rakyat supaya tidak ada akses negatif dan permainan di level bawah," ujarnya.

Ahok mengatakan dirinya sempat dihubungi Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto untuk memintanya maju mendampingi Jokowi. "Tapi enggak tahu dengan PDI-P. Saya pasrah saja. Kalau PDI-P dan Gerindra jadi milih saya dan Pak Jokowi, berarti itu menandakan ada partai yang tidak peduli dengan calon yang tidak memiliki uang, tetapi lebih mementingkan karakter," tutur Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com