JAKARTA, KOMPAS.com — Calon gubernur DKI Jakarta dari Partai Keadilan Sejahtera, Hidayat Nur Wahid, berharap Pemilihan Umum Kepala Daerah DKI Jakarta 2012 yang tinggal menghitung hari bisa menjadi indikator pembelajaran demokrasi yang baik di Indonesia.
"Kita berharap pilkada berjalan betul-betul dengan demokratis, bermartabat. Karena kita ada di Jakarta dan Jakarta harus bisa menjadi tempat pembelajaran berdemokrasi, termasuk pemilihan gubernur," tuturnya kepada wartawan di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin (19/3/2012).
Salah satu bentuk sikap yang harus dijaga oleh partai politik adalah menghindari cara-cara kekerasan, politik uang, manipulasi data, dan kecurangan lainnya. Hal tersebut dianggap akan menghasilkan pemilu yang kotor, yang tentunya berimbas juga kepada kepemimpinan Jakarta lima tahun mendatang.
"Kalau Jakarta kemudian menjadi barometer yang negatif terhadap pilkada, saya khawatir akan menghadirkan pilkada lain yang lebih buruk di daerah," kata dia.
Jakarta sebagai ibu kota negara, menurut mantan ketua MPR periode 2004-2009 ini, harus menjadi bagian dan bukti bahwa demokrasi bisa berkualitas melalui pemilihan umum yang jujur, adil, dan transparan.
Hidayat Nur Wahid, calon yang diusung partai berasaskan keagamaan tersebut, disandingkan dengan politisi Partai Amanat Nasional (PAN), Didik Rachbini. Pengusungan dua nama tersebut agak mengejutkan publik karena nama yang santer terdengar adalah Triwisaksana atau yang akrab disapa Bang Sani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.