Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidayat Nur Wahid Kartu As PKS

Kompas.com - 20/03/2012, 14:47 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) secara mengejutkan mengusung mantan presidennya, Hidayat Nur Wahid, sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Keputusan itu diambil PKS hanya beberapa jam menjelang akhir masa pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum.

PKS memutuskan memasangkan Hidayat dengan pengamat ekonomi yang juga kader Partai Amanat Nasional (PAN), Didik J Rachbini. Bagaimana keputusan itu bisa diambil?

Ketua DPP PKS Aboe Bakar Al Habsy mengatakan, nama Hidayat memang muncul sejak penggodokan awal di internal. Kader lain yang muncul, kata dia, yakni Sekretaris Jenderal PKS (Sekjen PKS) Anis Matta, Waksekjen PKS Mahfud Siddiq, dan Ketua DPW PKS DKI Jakarta Triwisaksana alias Bang Sani.

Dari survei internal, Hidayat disebut mendapat dukungan paling tinggi dibanding kader PKS lain. Namun, kata Aboe Bakar, pada awalnya Hidayat menolak untuk dicalonkan.

Di awal pembahasan, tambah Aboe Bakar, Fauzi Bowo alias Foke sudah berjanji akan berkoalisi dengan PKS. Sani lalu hendak diduetkan dengan Foke. Namun, sikap Partai Demokrat berubah. Menurut Aboe Bakar, kemungkinan ada partai lain yang tak ingin mendukung Foke jika PKS bergabung dalam koalisi.

Sampai mendekati akhir pendaftaran, tak ada partai yang memutuskan untuk berkoalisi dengan PKS. Partai Demokrat memilih mendukung dua kadernya, yakni Foke-Nachrowi Ramli, PDI-P dan Gerindra mendukung Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, serta Partai Golkar, PPP, dan PDS mendukung Alex Noerdin-Nono Sampono.

"Ternyata partai lain ingin sendiri. Secara politik sebenarnya kebersamaan lebih bagus. Tapi tanpa siapa pun, PKS bisa berdiri sendiri," kata Aboe Bakar.

Ketiadaan koalisi itu membuat PKS memilih Hidayat. Sani yang telah mendapat dukungan dari berbagai elemen dianggap tak cukup kuat untuk maju sebagai cagub. "Hidayat itu kartu as PKS," ucap anggota Komisi III itu.

Adapun keputusan pemilihan Didik, menurut Aboe Bakar, lantaran kecocokan dengan Hidayat. Didik, kata dia, awalnya dipilih sendiri oleh Hidayat. Usulan itu lalu dibahas di partai. Didik dianggap dapat menarik dukungan dari para pengusaha.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com