Gerindra: Ahok, Bukti Sikap Pluralisme

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemilihan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok sebagai calon wakil gubernur DKI Jakarta mendampingi Joko Widodo sebagai calon gubernur disebut untuk membuktikan sikap pluralisme partai pendukung, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra.

"Selama ini banyak partai mengaku plural. (Pencalonan Ahok) ini bukti, bukan janji," kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, di Kompleks DPR, Jakarta, Selasa (20/3/2012).

Seperti diketahui, Ahok yang masih berstatus anggota Dewan dari Fraksi Partai Golkar adalah keturunan Tionghoa dan beragama Kristen.

Alasan lain, lanjut Muzani, pihaknya memandang Ahok mampu menjadi penopang kerja Jokowi ketika mengurus Jakarta nantinya. Ahok dinilai berhasil ketika menjabat Bupati Belitung Timur sama seperti Jokowi selama menjabat Wali Kota Solo.

"Semangat yang dilakukan keduanya pada saat jadi pemimpin daerah bisa ditransfer bagi kebaikan Jakarta. Problem kota mau besar, sedang, kecil sama saja. Skalanya saja yang beda," kata Muzani.

Muzani menambahkan, "Kami lihat Jakarta sekarang sudah keterlaluan, kemacetan enggak karuan, problemnya berulang dari tahun ke tahun. Karena itu perlu ada harapan dan semangat. Jokowi menurut pandangan kami menjanjikan untuk perbaikan problem Jakarta. Ahok pasangan yang bisa menopang kerja Jokowi."

Jika seluruh pasangan bakal calon lolos verifikasi di Komisi Pemilihan Umum, Jokowi-Ahok akan bertarung melawan lima pasangan lain, yakni Alex Noerdin-Nono Sampono, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini, Faisal Basri-Biem Triani Benyamin, dan Hendardji Supanji-A Riza Patria.

Ketika ditanya pasangan mana yang dianggap lawan terberat, Muzani menjawab, "Semua berat."