Amman, Rabu -
”Penolakan Munarman adalah atas permintaan pihak intelijen RI,” demikian rilis MER-C, koordinator rombongan Global March to Jerusalem (GMJ), yang dikirim ke Kompas, Rabu, berdasarkan surat elektronik yang dikirim Presidium MER-C Dr Jozerizal Jurnalis dari Amman, Jordania.
Dr Joserizal juga mengungkapkan, tim Indonesia sudah berusaha meminta bantuan kepada Kedutaan Besar RI di Amman untuk membantu bernegosiasi dengan pihak Imigrasi Jordania.
Duta Besar Indonesia di Jordan Zainul Bahar Nur bahkan dituturkan langsung datang ke bandara untuk bernegosiasi. Akan tetapi, negosiasi tetap tidak membuahkan hasil. Munarman tetap tidak diizinkan otoritas setempat memasuki Jordania.
Menurut sumber MER-C, jumlah delegasi Indonesia yang akan mengemban misi ”membebaskan Jerusalem dari cengkeraman Zionis” melalui Jordania dan di bawah koordinasi tim kesehatan MER-C Indonesia sekitar 79 orang.
Sebanyak 28 orang di antaranya mengikuti GMJ melalui konvoi darat dan telah bertolak ke Karachi (Pakistan) pada 9 Maret 2012. Sementara sisanya, sebanyak 51 orang, mengikuti rute langsung dari Jakarta ke Amman di Jordania, yang dibagi dalam beberapa gelombang keberangkatan. Munarman SH berangkat bersama delapan orang lainnya pada hari Selasa lalu.
”It’s not from our side (bukan dari pihak kami),” ungkap petugas imigrasi, ketika ditanya tentang penolakan Munarman.
Menurut rencana, rombongan GMJ akan melakukan kampanye damai di perbatasan Israel-Jordania pada 30 Maret 2012 ini.
Delegasi Indonesia terdiri atas sejumlah lembaga peduli Palestina, dikoordinasi MER-C. Mereka terdiri dari Voice of Palestine, Aqsa Working Group, Hilal Ahmar Society Indonesia, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Forum Indonesia Muda, Front Pembela Islam, I Love Muhammad Network, perwakilan mahasiswa dan tiga jurnalis—dua dari televisi swasta dan sebuah surat kabar.
Rombongan darat, selain dari Indonesia (28 orang) juga ada dari Filipina, Malaysia, India,