Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluru Karet atau Peluru Gas Air Mata?

Kompas.com - 30/03/2012, 12:09 WIB
Antonius Ponco A.

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ada dua kemungkinan penyebab luka di rusuk kanan Agung Tuanany (27), korban bentrok di Salemba pada Kamis (29/3/2012) yang dirawat di RSI Cempaka Putih Jakarta. Ini berdasarkan analisis sementara dokter yang disampaikan Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto.

"Penyebab luka itu bisa dari pecahan amunisi gas air mata atau pecahan peluru karet. Kemungkinan ini muncul karena dokter menemukan serpihan sekitar 0,5 gram yang bisa berasal dari serpihan amunisi gas air mata atau bisa juga peluru karet. Dokter bersama kepolisian sekarang masih menganalisa asal serpihan ini," kata Rikwanto saat mengunjungi Agung di RSI Cempaka Putih Jakarta, Jumat (30/3/2012).

Rikwanto melanjutkan, saat bentrokan di Salemba terjadi, pihak kepolisian hanya menggunakan senjata gas air mata. Adapun untuk peluru karet belum bisa dipastikan apakah polisi ada yang menggunakannya atau tidak. "Kami masih menganalisis juga apakah ada peluru karet yang digunakan atau tidak," tambahnya.

Rikwanto mengatakan, seluruh biaya pengobatan Agung di rumah sakit akan ditanggung pihak kepolisian.

Jumat (30/3) pagi, Wakil Kepolisian Daerah Metro Jaya Brigadir Jenderal Polisi Suhardi Alius pun mengunjungi Agung di rumah sakit. Dia sempat berdialog dengan Agung. Saat itu Agung menyampaikan kekesalannya akan tindakan represif kepolisian terhadap para mahasiswa yang berunjuk rasa.

Terkait bentrokan mahasiswa dan kepolisian tersebut, Rikwanto mengatakan polisi sudah bertindak sesuai prosedur. Polisi bertindak membubarkan unjuk rasa karena mengganggu ketertiban umum dan menyerang polisi yang bertugas di Salemba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com