Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya Lemahnya Pengamanan Polisi, Kapolda Berang

Kompas.com - 13/04/2012, 15:22 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gerombolan pria bersepeda motor menyerbu secara membabi buta delapan lokasi di kawasan Jakarta Pusat dan Jakarta Utara pada Jumat (13/4/2012) dini hari. Sebanyak enam orang pemuda mengalami luka dan satu orang tewas akibat peristiwa brutal ini.

Buntut dari peristiwa itu, sistem pengamanan polisi pun dipertanyakan. Pasalnya, iring-iringan gerombolan ini melintas di beberapa titik pos polisi dan Polres. Bahkan, Polsektro Tanjung Priok pun sempat dilempari kelompok ini dengan batu. Saat ditanyakan ke Kepala Polda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Untung Suharsono Rajab, ia pun berang.

"Jangan tanya saya. Soal itu tanya saja ke Kapolsek," kata Untung dengan nada tinggi, Jumat (13/4/2012), di Mapolda Metro Jaya.

Dia membantah bahwa aparat kepolisian disebut membiarkan peristiwa itu terjadi begitu saja. Menurut Untung, aparat kepolisian tidak bisa sembarangan mengambil tindakan.

"Seperti unjuk rasa, ada kejadian itu kok diam saja? Inilah, kami itu harus selesaikan. Tindakan polisi tidak boleh melanggar hukum. Kalau mau tetapkan tersangka, harus ada bukti materiil. Saya bicara fakta," ujarnya.

Untung juga membantah bahwa intel dianggap tidak berhasil meredam itu. "Intel jalan, namun intel hanya bertugas menyampaikan informasi ke pihak-pihak terkait. Intel itu tidak mencegah," katanya.

Untung mengungkapkan bahwa patroli selalu dilakukan aparat kepolisian. Namun, setelah adanya peristiwa kekerasan yang terjadi beberapa waktu lalu, polisi mulai bekerja sama dengan Polisi Militer TNI AL. Kedua instansi ini juga masih mendalami adanya dugaan keterlibatan anggota TNI.

Diberitakan sebelumnya, sekitar 200 orang pria bersepeda motor melakukan aksi pembantaian di delapan lokasi berbeda pada Jumat dini hari. Gerombolan bermotor itu datang dari arah Kemayoran ke Jalan RE Martadinata Permai dan melintas Jalan Bugis, Gorontalo, Tanjung Priok, lalu ke Jalan Warakas Raya.

Menurut Rikwanto, dugaan pelaku berasal dari kelompok yang sama karena ciri fisik pelaku yang rata-rata berambut cepak dan berbadan tegap. Dalam melakukan penyerangan, kelompok ini dinilai sangat brutal. Pasalnya, kelompok ini tidak lagi melihat siapa targetnya.

Rikwanto mengatakan, gerombolan ini menyerang siapa saja orang yang sedang nongkrong di pinggir jalan dengan menggunakan parang dan bambu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com